Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Perbankan Menguat, Indeks Topix & Nikkei 225 Rebound

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (20/12/2017), ditopang penguatan saham perbankan setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) 10 tahun naik ke level tertingginya sejak Oktober.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (20/12/2017), ditopang penguatan saham perbankan setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) 10 tahun naik ke level tertingginya sejak Oktober.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan tipis 0,02% atau 0,36 poin di level 1.815,54 dan ditutup menguat 0,33% atau 5,98 poin di level 1.821,16. Pada perdagangan Selasa (19/12), Topix berakhir turun 0,15% di posisi 1.815,18.

Dari 2.031 saham pada indeks Topix, 1.111 saham di antaranya menguat, 823 saham melemah, dan 97 saham stagnan.

Saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (+2,12%) dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. (+1,99%) menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir di zona hijau dengan kenaikan 0,10% atau 23,72 poin di level 22.891,72 setelah dibuka turun 0,14% atau 33,07 poin di posisi 22.834,93. Pada perdagangan kemarin, Nikkei berakhir melemah 0,15% di level 22.868.

Sebanyak 139 saham menguat, 83 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham TDK Corp. yang menguat 1,82% menjadi pendongkrak utama terhadap rebound Nikkei hari ini, diikuti FANUC Corp. (+0,52%) dan Nitto Denko Corp. (+1,02%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut melemah 0,09% atau 0,10 poin ke posisi 112,99 per dolar AS pada pukul 13.58 WIB, setelah pada Selasa (19/12) berakhir terdepresiasi 0,31% di posisi 112,89.

Saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. adalah pendorong terbesar terhadap indeks Topix. Sub indeks bank pun naik ke level tertingginya sejak Desember 2015.

Sementara itu, obligasi AS terjual setelah rancangan undang-undang reformasi pajak yang diusung Partai Republik disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.

“Dengan naiknya imbal hasil obligasi AS, investor mengantisipasi pemulihan dalam pendapatan untuk saham finansial,” ujar Tetsuo Seshimo, manajer portofolio di Saison Asset Management Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper