Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan indeks Kospi Korea Selatan berlanjut pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Kamis (21/12/2017), terseret oleh anjloknya saham Samsung Electronics.
Indeks Kospi hari ini ditutup merosot 1,72% atau 42,54 poin di level 2.429,83, setelah pada perdagangan Rabu (20/12) berakhir turun 0,25% atau 6,16 poin di posisi 2.472,37.
Sebanyak 157 saham menguat, 549 saham melemah, dan 61 saham stagnan dari 767 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini.
Sejumlah saham terpantau membebani pergerakan Kospi, di antaranya BFG Retail Co. Ltd. (-2,22%), KC Tech Co. Ltd./New (-4,62%), dan Samyang Packaging Corp. (-0,25%).
Adapun saham Samsung Electronics Co. Ltd. anjlok 3,42% atau 87.000 poin ke 2.457.000 won pada pukul 13.59 WIB, setelah pada perdagangan Rabu (20/12) berakhir melorot 1,32% atau 34.000 poin di posisi 2.544.000.
Dilansir Bloomberg, saham Samsung melemah di hari kedua berturut-turut setelah analis dari dua perusahaan investasi memangkas proyeksi mereka untuk laba usaha raksasa elektronik tersebut pada kuartal keempat. Hal ini memicu skeptisisme bahwa penguatan pada industri ini mengendur.
Dalam laporannya tertanggal 20 Desember, HI Investment & Securities Co. memangkas perkiraan laba usaha kuartal keempat untuk Samsung sebesar 4,8% menjadi 15,7 triliun won (US$14,5 miliar) dari 16,5 triliun pada 20 Desember.
Sementara itu, analis di Korea Investment Holdings Co. memangkas proyeksi mereka untuk hal yang sama sebesar 7,8%. Menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg, dalam empat pekan terakhir enam perusahaan telah menurunkan perkiraan mereka.
Sejalan dengan Kospi, nilai tukar won hari ini ditutup melemah 0,16% atau 1,75 poin di 1.082,64 per dolar AS. Pada perdagangan Rabu (20/12), won berakhir terapresiasi 0,36% di posisi 1.080,89.
Pergerakan Indeks KOSPI
Tanggal | Level | Perubahan |
21/12/2017 | 2.429,83 | -1,72% |
20/12/2017 | 2.472,37 | -0,25% |
19/12/2017 | 2.478,53 | -0,13% |
18/12/2017 | 2.481,88 | -0,01% |
15/12/2017 | 2.482,07 | +0,51% |
Sumber: Bloomberg