Bisnis.com, JAKARTA – PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) mencatatkan peningkatan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada Semester I/2017 menjadi US$8,89% atau naik 20,95% dari US$7,35 juta pada Semester I/2016.
Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, Senin (2/10/2017) menunjukkan pada paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan anjloknya pendapatan sebesar 67,9% menjadi US$22,89 juta. Padahal, pada paruh pertama tahun lalu, perseroan mengantongi pendapatan sebanyak US$71,31 juta.
Perseroan sukses menekan beban langsung sebesar 65,92% dari US$59,39 juta pada Semester I/2016 menjadi US$20,24 juta pada Semester I/2017. Akhirnya, perseroan mencatatkan penurunan laba kotor sebanyak 77,68% menjadi US$2,64 juta pada paruh pertama tahun ini, dari US$11,92 juta pada paruh pertama tahun ini.
Kendati demikian, memasuki Semester II/2017, perseroan sukses menambah kontrak-kontrak pengeboran, khususnya kontrak pengeboran untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Pada bulan lalu, APEX mengumumkan akan menggarap pengeboran di Lahendong, Sulawesi Utara dengan nilai kontrak US$22,02 juta.
Wakil Direktur Utama APEX Erwin Sutanto mengatakan perseroan telah menerima kontrak pekerjaan semiintegrated project management (IPM) untuk pengeboran darat pada 7 September 2017.
Perseroan, lanjutnya, mendapatkan kontrak dari PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk jasa pekerjaa semi IPM untuk pengeboran darat di wilayah Lahendong, Sulawesi Utara.
“Estimasi nilai kontrak yang disepakati adalah sebesar US$22,02 juta untuk periode sampai dengan 18 Juni 2018,” katanya dalam keterbukaan informasi, Jumat (8/9/2017).