Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Euro, Harga Batu Bara Turun Lebih dari 2%

Pelemahan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (28/9/2017), terdampak depresiasi nilai tukar euro terhadap dolar AS.
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Kamis (28/9/2017), terdampak depresiasi nilai tukar euro terhadap dolar AS.

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 2,06% atau 1,80 poin di US$85,50/metrik ton.

Harga batu bara kontrak Januari melemah untuk hari ketiga berturut-turut sejak berakhir merosot lebih dari satu persen pada Selasa (26/9).

Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan listrik dan produk migas, Energi Danmark, dalam situs resminya memaparkan bahwa depresiasi nilai tukar euro terhadap dolar AS ikut berdampak terhadap kinerja batu bara.

“Euro melemah terhadap dolar AS akhir-akhir ini dan ini membuat daya tarik batu bara yang bernilai dalam dolar AS berkurang bagi para investor Eropa,” jelasnya, seperti dilansir Bloomberg.

Euro memang mampu membukukan rebound 0,35% di US$1,1786 pada perdagangan Kamis (28/9), setelah tiga hari berturut-turut sebelumnya melemah. Meski demikian, nilai tukar euro telah merosot 1,4% terhadap dolar AS sepanjang pekan yang berakhir kemarin.

Hari ini, Jumat (29/9), euro terpantau kembali turun sebesar 0,03% ke level 1,1782 pada pukul 07.11 WIB. 

Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah berakhir melemah pada perdagangan Kamis karena booming minyak shale masih menekan pasar. Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November berakhir turun 1,1% atau 0,58 poin di level US$ 51,56 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman November melemah 49 sen dan ditutup di US$57,41 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Data pemerintah AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa pengebor minyak AS meningkatkan output minyak hampir 9% selama tiga pekan terakhir. Kenaikan tersebut dapat mengimbangi kebijakan pengurangan pasokan OPEC dan mitranya seperti Rusia.

"Jika kita melihat tanda-tanda output AS meningkat, pasar benar-benar rentan saat ini. Kita mungkin akan melihat pelemahan sampai ada indikator nyata bahwa pasokan telah turun," kata Gene McGillian, manajer riset pasar Tradition Energy, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (29/9/2017).

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal

US$/MT

28 September

85,50

(-2,06%)

27 September

87,30

(-0,80%)

26 September

88,00

(-1,40%)

25 September

89,25

(+1,54%)

22 September

87,90

(0%)

 

 

  

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper