Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan jasa pertambangan kelas dunia CIMIC Group akhirnya memenangkan kontrak jasa pertambangan untuk menggarap tambang batu bara milik PT Trada Maritime Tbk. (TRAM).
CIMIC melalui Thiess memenangkan kontrak jasa pertambangan dengan nilai 437 juta dolar Australia untuk menggarap tambang Gunung Bara Utama yang berlokasi di Kutai Barat Kalimantan Timur. Nilai tersebut merupakan prakiraan total pendapatan yang bakal diperoleh selama kontrak berlangsung yakni dari 2017 hingga 2024.
CEO CIMIC Group Adolfo Valderas mengatakan kontrak baru di Indonesia ini menunjukkan bagaimana Thiess terus memperluas operasi pertambangan melalui kerja sama strategis dengan dengan klien.
Sementara itu, Executive Mining and Mineral Processing CIMIC Group Douglas Thompson mengatakan bisnis pertambangannya tengah dalam posisi yang kuat dengan adanya kontrak baru tersebut.
“Kami sangat antusias untuk bekerjasama dengan Gunung Bara Utama untuk memberikan strategi dan sasaran operasional, memanfaatkan inovasi berkelanjutan dan solusi pertambangan yang handal,” katanya yang juga merupakan Thiess Managing Director dalam keterangan resminya, Senin (4/9/2017).
Pada 27 Juli 2017, PT Trada Maritime Tbk. (TRAM) menandatangani kesepakatan awal dengan pemegang saham PT Gunung Bara Utama untuk mengambil alih 100% saham secara tidak langsung.
Aksi akuisisi ini berawal dari ketidakmampuan Gunung Bara Utama (GBU) dalam melunasi utang kepada anak usaha TRAM yakni PT Jelajah Bahari Utama (JBU). Adapun perjanjian sewa kapal antara GBU dan JBU telah diteken sejak 2013.
Kapal yang disewakan oleh JBU kepada GBU adalah kapal tunda dan tongkang, dengan jangka waktu lima tahun. Dalam perjanjian, harga sewa kepada GBU mencapai US$8 per ton.
Sebelumnya, GBU pun telah memberikan uang muka senilai US$3,14 juta. GBU merupakan perusahaan pertambangan yang telah memproduksi batu bara di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.
"Harga pengambilalihan akan ditentukan kemudian setelah uji tuntas terhadap GBU selesai dilaksanakan pada tahun ini," tulis Asnita Kasmy, Direktur Trada Maritime dalam keterbukaan informasi, Jumat (28/7/2017).
Dalam laporan keuangan Maret 2017, TRAM mencatatkan piutang usaha pihak ketiga mencapai US$5,35 juta. Di sisi lain, TRAM juga kini tersandera atas utang jumbo. Total utang bank jangka pendek dan cerukan pada per Maret 2017 mencapai US$30,3 juta. Sementara itu, utang bank dan lembaga keuangan lain yang akan jatuh tempo dalam jangka panjang mencapai US$15,55 juta.