Bisnis.com, JAKARTA — PT Indonesia Airasia berpotensi masuk ke Bursa Efek Indonesia tanpa melalui skema initial public offering (IPO), tetapi melalui skema backdoor listing.
Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk. yang dirilis pada Selasa (29/8). Perusahaan pengangkutan batu bara dan pelayaran ini akan melakukan sejumlah aksi korporasi untuk memuluskan rencana Airasia masuk pasar modal Indonesia.
Emiten berkode saham CMPP tersebut akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 6 Oktober 2017 untuk membahas sejumlah agenda, mulai dari penambahan modal hingga rencana inbreng dengan Indonesia Airasia.
Perseroan akan melakukan penerbitan saham baru melalui skema panawaran umum terbatas (PUT I) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
CMPP berencana untuk melakukan PUT I dengan rincian penerbitan saham baru sejumlah 13,65 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham, atau sekitar Rp3,41 triliun.
Dana tersebut rencananya sebanyak 76% akan digunakan untuk mengambil alih sekuritas perpetual Indonesia Airasia senilai Rp2,6 triliun.
Sekuritas perpetual itu kemudian akan dikonversi menjadi saham baru Indonesia Air Asia.
Sisanya sebanyak 24% akan digunakan untuk modal kerja CMPP dan entitas anak CMPP.
Berdasarkan perjanjian pembeli siaga dengan persyaratan pada 29 Agustus 2017, PT Fersindo Nusaperkasa dan Air Asia Investment Ltd. sebagai pemegang saham utama Indonesia Airasia akan bertindak sebagai pembeli siaga atas porsi hak pemegang saham utama CMPP, PT Rimau Multi Investama.
Rimau Multi Investama tidak akan menggunakan haknya sampai dengan senilai Rp2,6 triliun yang berasal dari sekuritas perpetual yang dimiliki oleh Fersindo Nusaperkasa sejumlah Rp1,32 triliun dan sekuritas perpetual yang dimiliki oleh AirAsia Investment sejumlah Rp1,27 triliun.
Adapun, usai diperolehnya sekuritas perpetual tersebut, CMPP akan mengonversikan seluruh saham perpetual Indonesia Airasia dengan convertion rate Rp10,79 juta menjadi saham baru Indonesia Air Asia sebanyak 241.067 saham.
Dengan demikian, jumlah kepemilikan saham CMPP di Indonesia Airasia akan menjadi 57,25%, atau sebagai pemegang saham mayoritas.
"CMPP ingin memfokuskan usahanya ke bidang usaha jasa penerbangan komersial berjadwal. Oleh karena pertimbangan tersebut, perseroan akan melakukan divestasi kegiatan usaha bisnis penjualan batu bara dan jasa pelayaran," mengutip laporan manajemen CMPP.