Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja AS Tekan Yen, Bursa Saham Jepang Rebound

Sejumlah indeks saham acuan Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini (Senin, 10/7/2017), terdorong oleh pelemahan kinerja mata uang yen menyusul laporan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang menopang spekulasi penaikan lanjutan suku bunga acuan oleh The Fed.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham acuan Jepang berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Senin (10/7/2017), terdorong oleh pelemahan kinerja mata uang yen menyusul laporan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang menopang spekulasi penaikan lanjutan suku bunga acuan oleh The Fed.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penguatan 0,64% atau 10,32 poin di level 1.617,38 dan berakhir naik 0,52% atau 8,42 poin ke 1.615,48. 

Dari 2.009 saham pada indeks Topix, 1.403 saham di antaranya menguat, 468 saham melemah, dan 138 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,76% atau 151,89 poin ke level 20.080,98, setelah dibuka dengan kenaikan 0,71% atau 141,35 poin di 20.070,44.

Rebound pada Topix dan Nikkei 225 hari ini sekaligus mengakhiri pelemahan yang dialami dua hari berturut-turut sebelumnya.

Sebanyak 173 saham menguat, 38 saham melemah, dan 14 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang menanjak 0,98% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei, diikuti oleh Tokyo Electron Ltd. yang melesat 2,30% dan FANUC Corp. yang menguat 1,54%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut melemah 0,28% atau 0,32 poin ke 114,21 yen per dolar AS pada pukul 13.50 WIB, setelah pada Jumat ditutup melemah 0,59% di posisi 113,89.  

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah tenaga kerja meningkat sebanyak 222.000 pada Juni. Angka ini melampaui prediksi rata-rata para ekonom untuk kenaikan sebesar 178.000 sekaligus menguatkan rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sekali lagi tahun ini.

“Kekhawatiran seputar mengetatnya kebijakan yang lebih cepat dari yang ekonomi global bisa tahan mulai berkurang. Aksi beli kembali ke bursa saham Jepang yang sempat terpukul hal tersebut,” ujar Tomoichiro Kubota, seorang analis di Matsui Securities Co. di Tokyo, seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper