Bisnis.com, JAKARTA - PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menggelar rights issue dengan target perolehan dana sekitar Rp1,26 triliun.
Direktur Utama MNC Sky Vision Hari Susanto mengatakan pernyataan efektif dari OJK dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada Kamis (22/6/2017).
"Rencana rights issue perseroan dalam rangka meningkatkan profitabilitas, perseroan membutuhkan modal kerja yang semakin besar," katanya dalam siaran pers, Jumat (23/6/2017).
Hal tersebut disampaikannya saat paparan publik yang digelar di MNC Tower Jakarta, Jumat (23/6/2017).
Emiten bersandi saham MSKY tersebut berendana melakukan penawaran umum terbatas (PUT) I dengan HMETD sebanyak-banyaknya 1,29 miliar lembar saham. Saham baru tersebut memiliki nominal Rp100 per lembar.
Jika dihitung, harga saham MSKY per 22 Juni 2017 senilai Rp980 per lembar, maka perolehan dana diproyeksi mencapai Rp1,26 triliun. Dana hasil penerbitan saham baru tersebut akan digunakan untuk pelunasan pinjaman dan modal kerja.
"Rencana penggunaan dana, sebesar Rp719 miliar akan digunakan untuk pelunasan utang uang muka setoran modal kepada PT Sky Vision Network. Sisanya untuk modal kerja," kata dia.
Adapun, pemilik merek televisi berlangganan Indovision, Oke Vision, dan Top TV, tersebut, membidik target pertumbuhan pendapatan sebesar 5%-10% pada tahun ini. Jumlah pelanggan aktif ditargetkan meningkat 150.000 dan bertambah 1,5 juta home pass.
Pada saat bersamaan, Direktur Global Mediacom David Fernando Audy, menambahkan rencana privatisasi MNC Sky Vision sebagai anak usaha BMTR belum ada perkembangan baru. Rencana go private yang telah disebutkan sebelumnya belum terealisasi.
"Sepertinya agak sulit delisting, terus terang Bursa Efek Indonesia inginnya lebih banyak perusahaan yang melantai di bursa, bukan malah delisting," imbuhnya.
Untuk sementara, kata dia, manajemen masih akan melihat perkembangan ke depan. Manajemen BMTR sebagai induk perusahaan MSKY belum memutuskan untuk melanjutkan atau tidak terhadap rencana privatisasi tersebut.
Sementara, rencana divestasi saham PT Sky Vision Network (SVN) juga belum dapat dipastikan bakal terlaksana tahun ini. David memastikan hingga saat ini pihaknya masih mencari dan menjajaki sejumlah peluang terhadap beberapa perusahaan yang akan menjadi investor strategis.
"Namun sampai saat ini kami belum mendapatkan investor yang confirm untk Sky Vision Network," jelasnya.