Bisnis.com, JAKARTA--PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. membidik pertumbuhan penjualan ekspor hingga 20% untuk mengkompensasi serapan sektor properti di dalam negeri yang belum bergairah.
Numpol Malichai, Direktur Utama Keramika Indonesia Asosiasi, menuturkan penjualan keramik di Indonesia masih belum pulih. Untuk itu, perseroan hanya menargetkan pertumbuhan penjualan single digit pada tahun ini.
"Tingkat pertumbuhan penjualan kemungkinan lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu. Kami upayakan dorong dengan ekspor," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (26/6).
Berdasarkan laporan keuangan 2016, emiten berkode saham KIAS ini mengantongi penjualan sebesar Rp863,71 miliar atau meningkat 8% dibandingkan capaian 2015 yang tercatat sebesar Rp800,39 miliar. Adapun pada kuartal I/2017, penjualan hanya naik tipis dari Rp215,13 miliar pada kuartal I/2016 menjadi Rp220,8 miliar.
Produsen keramik dinding ini menanggung rugi bersih dalam dua tahun terakhir, masing-masing sebesar Rp144,63 miliar pada 2015 dan Rp252,49 miliar. Selain lesunya sektor properti, perseroan juga dibebani kenaikan harga bahan baku dan beban kurs.
Malichai mengatakan penjualan ekspor akan didorong ke negara-negara dengan permintaan keramik yang cukup tinggi, seperti Myanmar, Laos, Kamboja, dan Filipina.
"Kami berupaya ekspor bisa tumbuh hingga 20% tahun ini," pungkasnya.