Bisnis.com, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia IV merencanakan melakukan emisi obligasi senilai Rp3 triliun pada semester pertama tahun depan guna memperkuat struktur pendanaan untuk penguatan kapasitas pelabuhan kelolaan perseroan di wilayah timur.
Aksi korporasi tersebut telah dirancang perseroan sejak 2015 dan beberapa kali mengalami perubahan jadwal eksekusi lantaran pertimbangan internal BUMN tersebut.
Direktur Keuangan Pelindo IV Budi Revianto mengatakan pada rencana awal, penerbitan surat utang tersebut ditargetkan sudah bisa direalisasikan pada semester kedua 2017, namun kemudian dievaluasi perseroan.
Dia menyebutkan emisi obligasi tahun ini dipandang belum terlalu mendesak sehingga manajemen perseroan memutuskan untuk melakukannya pada semester pertama 2018.
Sekedar diketahui, BUMN kepelabuhanan ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp2 triliun pada tahun ini, sedangkan posisi kas perseroan merujuk pada kinerja keuangan 2016 mencapai Rp2,38 triliun.
"Struktur modal kami masih kuat, sejauh ini dana yang kami miliki masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini. Sehingga untuk obligasi, memungkinkan tahun depan dilakukan," katanya kepada Bisnis pada Kamis (8/6/2017).
Selain itu, penundaan emisi obligasi Pelindo V mempertimbangkan pula kondisi pasar yang cenderung volatile lantaran beberapa sentimen negatif meski tidak terlalu signifikan.
Budi mengatakan rencana emisi obligasi pada tahun ini oleh sejumlah korporasi nasional maupun BUMN yang memiliki rating idAA+ dengan prospek stabil, menjadi pula bahan pertimbangan perseroan sehingga menunda aksi korporasi serupa.
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, penundaan menjadi pilihan perseroan agar ketika melakukan emisi surat mampu mendapatkan rate yang kompetitif serta terserap secara optimal di pasar obligasi dalam negeri.
Di sisi lain, perseroan juga tengah mengimplementasikan SAP enterprise resource planning (ERP) sehingga pengelolaan maupun laporan keuangan Pelindo IV telah memiliki standar global dan memiliki nilai tambah saat melakukan aksi korporasi.
"Sudah kami terapkan secara bertahap, karena ini [SAP ERP] tidak bisa dilakukan begitu saja. Tahun depan harapannya sudah integrasi penuh. Momentumnya juga dapat jika emisi obligasi dilakukan pada 2018 mendatang," papar Budi.
Adapun pada tahun ini, Pelindo IV membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dari perolehan tahun lalu yang berada pada angka Rp2,56 triliun.
Sejalan dengan itu, perlahan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortiasasi [EBITDA] diproyeksikan sudah menembus Rp1 triliun dari capaian tahun lalu Rp891,92 miliar.
"Akselerasi kinerja kami yakin bisa tahun ini, pelemahan segmen usaha pada tahun lalu seperti pelayanan kapal maupun terminal khusus, tahun ini kami optimistis bisa berbalik positif di 2017. Sehingga emisi obligasi pada semester pertama 2018 nanti, benar-benar memiliki momentum yang tepat," kata Budi.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Makassar Fahmin Amirullah mengatakan rencana emisi obligasi dari Pelindo IV bakal menjadi katalis dalam mendorong pemanfaatan pasar modal oleh perusahaan berbasis di Sulawesi Selatan sebagai alternatif pembiayaan.
"Kami tentu siap melakukan pendampingan dan memberikan konsultasi untuk aksi korporasi ini, dan memang sebelumnya kami bersama OJK sudah melakukan sosialisasi perihal ini di Pelindo IV," katanya.
Sejauh ini, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan oleh perusahaan yang berbasis di Sulsel masih sangat terbatas.
BEI Makassar mencatat hanya tiga perusahaan yang telah melantai di bursa yakni PT GMTD Tbk., PT Vale Indonesia Tbk. serta PT Antam Tbk. yang seluruhnya memiliki basis operasional di Sulsel tetapi berkantor pusat di Jakarta.
"Terdapat pula Bank Sulselbar yang juga telah memanfaatkan pasar modal melalui penerbitan obligasi tahap I dan II," papar Fahmin.