Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti PT Perdana Gapuraprima Tbk. berencana membeli kembali saham perseroan yang telah dilepaskan kepada investor publik dengan biaya maksimal Rp40 miliar.
Dalam keterbukaan informasi perseroan, manajemen perseroan mengungkapkan rencana tersebut diambil guna meningkatkan kinerja saham perseroan di pasar modal.
Perseroan menjamin aksi korporasi tersebut tidak akan mengurangi kekayaan bersih perseroan.
Perseroan juga memperkirakan tidak ada dampak terhadap penurunan pendapatan atas pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, performa laba perseroan pun diperkirakan tidak akan mengalami perubahan.
“Perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali sebagai treasury stock. Meski demikian, … perseroan dapat menggunakan saham pada treasury stock untuk hal-hal lain yang mungkin diperlukan, seperti penjualan kembali setelah kondisi pasar membaik dengan harga terbaik,” ungkap manajemen emiten dengan kode saham GPRA ini.
Sejauh ini, manajemen perseroan belum mengungkapkan perkiraan harga saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan. Namun, berdasarkan aturan bursa, harga pembelian tersebut paling tinggi sebesar rata-rata harga penutupan dari 90 hari terakhir sebelum transaksi.
Baca Juga
Harga paling tinggi pun ditentukan berdasarkan penilaian harga pasar yang wajar, ditetapkan oleh penilai independen.
Perseroan berencana meminta persetujuan pemegang saham atas rencana tersebut dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan digelar pada 19 Juni 2017 mendatang.
Seturut ketentuan bursa, pelaksanaan pembelian kembali wajib dilakukan paling lama 18 bulan setelah tanggal persetujuan dalam RUPSLB.
Dengan demikian, perkiraan jadwal pembelian kembali saham adalah setelah tanggal RUPSLB tersebut sampai dengan 18 Desember 2018.
Adapun, pada perdagangan Jumat, 26 Mei 2017, saham GPRA ditutup melemah 2 poin atau 2,22% menjadi Rp88 per saham.
Secara year to date, saham GPRA terus melemah sejak awal tahun yang berada di level Rp200 per saham.