Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan China sukses berakhir menguat pada perdagangan hari kedua berturut-turut (Jumat, 12/5/2017), namun tetap mencatat pelemahan mingguan kelima berturut-turut di tengah bertahannya kekhawatiran investor seputar pertumbuhan ekonomi dan aturan finansial yang lebih ketat di negara tersebut.
Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,72% ke level 3.083,51, setelah dibuka turun 0,24% di posisi 3.054,11.
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir menguat 0,86% atau 28,73 poin ke 3.385,38, setelah dibuka turun 0,17% di posisi 3.350,94.
Pekan ini, indeks CSI naik 0,1%, sementara indeks Shanghai Composite telah turun 0,6%.
Kinerja keuangan memimpin penguatan pada perdagangan hari ini, khususnya saham bank, yang indeksnya menguat 2,7%, performa harian terbaik dalam 14 bulan.
Seperti dilansir Reuters, data ekonomi yang dirilis pada April menunjukkan melambatnya pertumbuhan perdagangan, sedangkan angka inflasi harga produsen lebih rendah dari yang diperkirakan, menjadi tanda kemungkinan hilangnya momentum pada aktivitas manufaktur bersama dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Baca Juga
Data tersebut memperkuat pandangan analis bahwa ekspansi ekonomi China mulai bergeral moderat setelah awal yang kuat tahun ini.
Kekhawatiran seputar pengetatan kebijakan dan aturan juga membebani sentimen, setelah Kantor berita resmi Xinhua News Agency menerbitkan serangkaian editorial yang menyoroti kampanye terpadu Beijing untuk mencegah risiko keuangan.
Di sisi lain, China menghelat KTT One Belt One Road (OBOR) pekan ini. Pemerintah Beijing pun cenderung memberi perhatian khusus untuk menjaga agar pasar keuangan tetap stabil selama berlangsungnya agenda tersebut.
Bank sentral China tidak menyuntikkan likuiditas melalui operasi pasar terbuka pada hari ini, namun menambahkan dana melalui fasilitas pembiayaan jangka menengah untuk memastikan bahwa ekonomi dibiayai secara memadai sambil tetap mengendalikan dana jangka pendek yang dapat digunakan untuk tujuan spekulatif.