Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan investasi di bidang properti PT Hanson International Tbk. belum membukukan pendapatan sama sekali pada kuartal pertama tahun ini, atau turun 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, kinerja keuangan perseroan berbalik merugi.
Berdasarkan laporan keuangan interim perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2017 dan 2016, perseroan mengosongkan kolom penjualan neto pada kuartal pertama 2017, padahal pda kuartal pertama 2016 perseroan masih bisa membukukan penjualan Rp104,6 miliar.
Pendapatan emiten dengan kode saham MYRX ini pada kuartal pertama tahun ini hanya disumbang dari pendapatan operasional lainnya, itupun hanya Rp1,84 miliar, turun 70% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp6,24 miliar.
Di sisi lain, beban penjualan serta beban umum dan administrasi justru meningkat tajam. Beban penjualan meningkat dari Rp2,98 miliar pada kuartal pertama 2016 menjadi Rp14,31 miliar pada kuartal pertama 2017.
Sementara itu, beban umum dan administrasi meningkat pula dari Rp7,1 miliar menjadi Rp18,69 miliar. Alhasil, rugi usaha perseroan di kuartal pertama tahun ini menembus Rp31,3 miliar, berbalik dari laba usaha kuartal pertama tahun lalu yang senilai Rp38,42 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, rugi tahun berjalan perseroan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk mencapai Rp63,88 miliar, berbalik dibandingkan laba bersih pada kuartal pertama 2016 yang senilai Rp8,93 miliar.
Perseroan mencatatkan penurunan kas dan setara kas di awal tahun ini sebesar 4,5% menjadi Rp316,9 miliar dibandingkan Rp331,7 miliar pada akhir 2016. Meski begitu, secara umum aset perseroan meningkat dibandingkan tahun lalu yakni senilai Rp8,62 triliun pada kuartal pertama 2017 dibandingkan Rp8,41 triliun pada akhir 2016.