Bisnis.com, JAKARTA-- PT Samuel Sekuritas memprediksi pergerakan rupiah pada perdagangan Senin (3/4/2017) akan tertekan seiring dengan penguatan dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memaparkan dolar AS masih melanjutkan penguatannya walaupun hanya tipis sejalan dengan kembalinya sentiman hawkish the Fed di tengah meredupnya optimisme kebijakan fiksal Trump.
Menurutnya, penguatan dolar juga terbantu pelemahan euro yang selain akibat sentimen Brexit, juga dipicu inflasi Zona Euro Maret 2017 yang anjlok.
Saat ini, fokus akan tertuju pada indeks manufaktur negara utama di dunia yang akan mulai dirilis pagi ini.
Sementara itu, penguatan indeks dolar terus meminta pelemahan kurs di Asia di sepanjang minggu lalu, termasuk rupiah. Adapun, rupiah yang relatif stabil, membuat kurs rupiah terhadap rekan dagang utama menjadi lebih kuat.
Kini, fokus tertuju pada indeks manufaktur yang dirilis pagi ini serta inflasi yang datang siang nanti.
"Inflasi diperkirakan stabil dengan kecenderungan naik di kisaran 3,88% YoY disebabkan kenaikan tarif listrik di awal Maret 2017 yang tertahan oleh tren turun harga pangan. Di sisi lain, ekspektasi inflasi turun dengan harga BBM bersubsidi yang belum diubah," jelas Rangga dalam risetnya.