Bisnis.com, JAKARTA— PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi ruang penguatan surat utang negara (SUN) masih terbuka meski semakin terbatasi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan yield global terlihat turun merata, masih dilatarbelakangi oleh kekecewaan terhadap kebijakan ekonomi Trump yang tak kunjung terealisasi. Harga minyak yang masih mendatar dengan kecenderungan pelemahan juga menjadi alasan untuk yield global yang lebih rendah.
Dari domestik, kenaikan yield mulai terlihat pada beberapa tenor walaupun tenor pendek terlihat mayoritas masih turun. Peninjauan peringkat investasi Indonesia sudah dimulai dengan S&P yang mengunjungi Indonesia di minggu ini sementara harapan kenaikan perinkat ke layak investasi, masih meninggi hingga saat ini.
Adapun, ekspektasi BI yang melihat inflasi Maret 2017 lebih rendah dari Februari 2017 serta belum adanya rencana baik kenaikan tarif listrik non-subsidi untuk semua golongan serta kenaikan harga BBM jenis premium dan solar, diperkirakan juga menjaga ekspektasi inflasi, tak setinggi sebelumnya.
“Ruang penguatan SUN masih tersedia walaupun turunnya yield sudah semakin terbatasi oleh suku bunga jangka pendek antarbank yang relatif stabil,” katanya dalam riset.
Berdasarkan data Bloomberg, yield SUN bergerak turun 0,02% ke level 7,176% pada pukul 08.50 WIB. Sedangkan harga SUN menguat tipis ke 108,29.