JAKARTA — Tren penurunan imbal hasil obligasi dan kisah sukses emisi obligasi pada awal tahun ini, membuat sejumlah korporasi mempertimbangkan untuk menerbitkan surat utang dalam rangka penggalangan dana perusahaan.
Korporasi pembiayaan kendaraan bermotor, PT Astra Sedaya Finance, berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1,8 triliun sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan pada semester II/2017.
Rencana penerbitan itu merupakan tahap IV dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dengan target dana total Rp8 triliun. Perusahaan telah menerbitkan obligasi tahap I hingga III senilai total Rp6,2 triliun.
Pada tahap III, perseroan baru saja merampungkan masa penawaran awal alias bookbuilding dengan pencapaian kelebihan permintaan alias oversubscribed.
Direktur Keuangan Astra Sedaya Finance Samuel Manasseh mengatakan, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk sumber dana pembiayaan dan pembayaran utang obligasi jatuh tempo. “Kemungkinan akan kami terbitkan di kuartal III,” katanya ketika dihubungi, pekan lalu.
Perusahaan telah menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada tahap I dan Rp1,7 triliun pada tahap II pada 2016 serta Rp2,5 triliun pada tahap III yang ditawarkan kepada investor pada pekan lalu dalam PUB obligasi tersebut.
Dalam masa bookbuilding pada pekan lalu, Samuel mengatakan permintaan investor terhadap obligasi bertenor pendek atau 1 tahun cukup tinggi. Menurutnya, hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh sikap investor yang masih menanti dan mengamati pasar obligasi mengingat adanya potensi kenaikan suku bunga. “Mereka masih wait and see,” katanya.
Di pihak lain, PT Multistrada Arah Sarana Tbk atau MASA juga tengah mempertimbangkan opsi penerbitan obligasi untuk menggali pendanaan belanja modal pada tahun ini.
Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Uthan M Arief Sadikin mengungkapkan, pada tahun ini belanja modal tersebut akan diarahkan untuk menggenjot produksi ban motor. Perusahaan tengah mengincar pasar sepeda motor yang diperkirakan bertumbuh pesat.
Uthan menyimpulkan terdapat tren positif dari pasar sepeda motor. Karena itu, katanya, perusahaan akan terus menggenjot produk ban, termasuk dengan jalan kerja sama dengan Michelin.
PROSES EMISI
Sementara itu, PT Indomobil Finance Indonesia tengah melakukan penawaran awal atau bookbuilding obligasi senilai Rp400 miliar guna memperkuat modal kerja.
CEO PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) Gunawan mengungkapkan, hingga kini proses penawaran awal itu masih berlangsung. Dengan menjaring dana lewat penerbitan obligasi anyar itu, perusahaan berencana memperluas cakupan kegiatan pembiayaan.
Gunawan mengatakan selama ini perusahaan masih mematok kegiatan usaha meliputi pembiayaan kendaraan bermotor, mesin, alat berat dan properti. Belakangan perusahaan mencermati terdapat sektor di luar kegiatan usaha selama ini yang mempunyai pertumbuhan kuat.
Sektor-sektor tersebut antara lain bidang perdagangan dan infrastruktur. “Serta menyasar pula konsumen yang berpenghasilan tetap,” kata Gunawan kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Surat utang yang akan diterbitkan berlabel Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2017. Jumlah penerbitan mencapai Rp400 miliar, dengan harga penawaran 100% dari nominal obligasi.
Terdapat empat seri obligasi yang diterbitkan yakni seri A dengan jangka 370 hari, dengan indikasi tingkat bunga sebesar 7,75%-8,5% per tahun.
Selanjutnya obligasi seri B bertenor 36 bulan, indikasi bunga mencapai 8,5%-9%, sedangkan seri C mempunyai jatuh tempo 48 bulan, bunga mencapai 8,75%-9,25% per tahun, dan obligasi seri D dengan tenor 60 bulan dengan besaran bunga 9%-10%.
Sebelumnya, sejumlah korporasi telah terlebih dahulu melakukan penawaran obligasi di pasar perdana seperti Indonesia Eximbank, PT Toyota Astra Financial Services (TAFS), PT Mayora Indah Tbk, dan PT Bank Bukopin Tbk., PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk.