Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Capital Outflow Investor Asing di IHSG Masih Deras

Aliran modal keluar (capital outflow) oleh investor asing terus menahan Indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk menguat.
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Aliran modal keluar (capital outflow) oleh investor asing terus menahan Indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk menguat.

Analis PT Reliance Securities Tbk., Lanjar Nafi, menuturkan mayorias bursa di Asia pekan ini cenderung menguat meskipun terkoreksi pada awal pekan. Sebab, adanya kekhawatiran reformasi konstitusi di Eropa dan harga minyak yang turun cukup signifikan sebesar 1%.

Penguatan mulai terlihat pada hari selasa dengan kekalahan referendum konstitusi Italia. Meskipun memang, harga minyak kembali tergelincir.

"Sedangkan pergerakan IHSG justru tertekan seiring terus melebarnya capital outflow yang terjadi sejak awal bulan Desember," tuturnya, Jumat (9/12/2016).

Sejak awal tahun, investor domestik telah bertransaksi di lantai bursa senilai  Rp1.092,2  triliun atau menempati porsi 63% dari keseluruhan. Sedangkan, investor asing hanya 37% senilai Rp647 triliun.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/12/2016), investor asing membukukan aksi jual bersih senilai Rp54,19 miliar. Sepanjang pekan, pelaku pasar asing terus melego portofolio dengan catatan net sell Rp2,26 triliun.

Pelepasan saham oleh investor asing telah terjadi sejak September 2016 dengan capaian Rp3,28 triliun, dan kemudian Oktober Rp2,28 triliun. Bahkan, net sell asing mencapai nilai tertinggi sepanjang tahun ini Rp12,36 triliun pada bulan lalu.

Bulan ini saja, investor asing telah membukukan net sell Rp2,72 triliun. Capaian net sell itu membuat total net buy yang telah ditorehkan sepanjang tahun berjalan kian menipis menjadi Rp17,08 triliun.

Kendati capital outflow terus berlanjut, Indeks harga saham gabungan (IHSG) tampak mulai bertenaga. Pada perdagangan akhir pekan, IHSG menguat 0,08% sebesar 4,39 poin ke level 5.308,13.

Penguatan IHSG terjadi saat bursa saham di Asia Pasifik ditutup bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang menjadi bursa saham dengan penguatan tertinggi di akhir pekan 1,23% ke level 18.996,37.

Sepanjang pekan, IHSG berhasil menguat 1,19% sebesar 62,17 poin. Penguatan itu menyusul pekan sebelumnya yang berhasil bertambah 2,42% sebesar 123,85 poin.

Akan tetapi, penguatan IHSG sepanjang tahun berjalan 15,57% masih berada di bawah bursa saham Thailand 18,5%. IHSG menempati posisi kedua penguatan tertinggi sejak awal tahun di antara bursa utama dunia.

Saat bursa Asia mayoritas menguat dengan sentimen data ekonomi yang cukup baik di China dan Jepang, IHSG justru terkoreksi dengan sektor infrastruktur dan aneka industri memimpin aksi jual.

Gebrakan dari pemerintah seakan menahan aksi jual sektor infrastruktur serta menjadi optimisme investor domestik pada IHSG sendiri. Upaya menteri keuangan mendorong dan peningkatkan partisipasi pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur dengan pembuatan sejumlah mekanisme dinilai cukup meringankan.

Pada akhir pekan, harga minyak naik kembali di atas US$50 per barrel menjelang pertemuan lanjutan antara OPEC dan produsen utama lainnya. Hal itu berakibat saham Eropa mayoritas naik menuju kenaikan terbaik mingguan sejak bulan Februari tahun ini.

Mayoritas saham di Asia pun mengakhiri pekan dengan penguatan yang dipimpin Indeks saham di Jepang dan China setelah data tingkat inflasi tumbuh 2,3% dari 2,1% dengan harga indeks produksi naik signifikan dilevel 3,3% dari 1,2%.

Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah pada akhir pekan ini ditutup terdepresiasi 0,24% sebesar 32 poin ke level Rp13.319 per dolar AS. Namun, pekan ini kurs rupiah menguat 1,43% sebesar 193 poin dari level Rp13.512 per dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia, menempatkan nilai tukar rupiah di level Rp13.337 per dolar AS, lebih lemah dari sebelumnya Rp13.304 per dolar AS. Sedangkan, cadangan devisa per akhir November terkoreksi menjadi US$111,46 miliar dari US$115,04 miliar.

Sejak awal tahun, investor domestik telah bertransaksi di lantai bursa senilai  Rp1.092,2  triliun atau menempati porsi 63% dari keseluruhan. Sedangkan, investor asing hanya 37% senilai Rp647 triliun. 

Berikut Rekapitulasi transaksi investor asing sepekan 5-9 Desember 2016:

Tanggal

Nilai (Rp miliar)

Keterangan

9 Desember

54,19

Net sell

8 Desember

463,24

Net sell

7 Desember

360,3

Net sell

6 Desember

605,21

Net sell

5 Desember

782,75

Net sell

Total

2.265,69

Net sell

Sumber: PT Bursa Efek Indonesia, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper