Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan afiliasi Hapsoro Sukmonohadi, suami dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) masih mengincar proyek power plant senilai US$686 Juta setara Rp9,12 triliun.
Emiten infrastruktur, utilitas, dan transportasi, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) tak putus asa setelah tidak memenangkan tender proyek pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Tawar berkapasitas 1.600 Megawatt.
Perusahaan afiliasi Hapsoro Sukmonohadi, suami dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, melanjutkan proses kualifikasi teknis proyek PLTG Jambi Peaker 100 Megawat dan mengincar tender Jawa Bali 4 Peaker 450 MW. Total investasi mencapai US$625 juta-US$686 juta.
Djauhar Maulidi, Direktur Keuangan Rukun Raharja, menuturkan investasi PLTG Jambi Peaker sekitar US$125-US$136 juta. Sedangkan, proyek PLTG Jawa Bali 4 Peaker di Jawa Barat memiliki nilai investasi US$500 juta-US$550 juta, setara dengan Rp7,3 triliun (kurs Rp13.000/US$).
"Kami masuk PLTG Jawa 1 dan kalah, sekarang kami masuk PLTG 450 MW nilainya sekitar US$500 juta dolar. Tinggal menunggu tender PLN, kami sudah lolos prakualifikasi," ujarnya saat paparan publik, Rabu (7/12/2016).
Emiten bersandi saham RAJA tersebut akan membentuk perusahaan patungan dengan dua investor Korea Selatan, yakni Korea Midland Power dan Samsung Grup. Perseroan bakal menggenggam kepemilikan 25%-30% dari total saham perusahaan patungan.
Perusahaan penyedia infrastruktur gas itu bakal merogoh kas internal sekitar 20% dari total ekuitas senilai US$100 juta-US$150 juta. Sisa kebutuhan dana sebesar 70%-75%, akan diperoleh dari pinjaman konsorsium perbankan.
Lini bisnis setrum yang baru pertama dirambah perseroan ini diproyeksi menyumbang 20% terhadap total pendapatan setelah beroperasi pada 2020. Perseroan menargetkan kontribusi masing-masing lini usaha dapat merata masing-masing 33%.
Saat ini, perseroan baru mengikuti tender proyek PLTG tersebut. Ke depan, Rukun Raharja masih mengincar proyek power plant lain bila terbuka kesempatan dengan cara kongsi dan akuisisi.
Dari sisi kinerja keuangan, manajemen RAJA membidik pertumbuhan laba bersih pada 2017 sebesar 95,5% lantaran giat ekspansi. Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk dapat mencapai US$6,27 juta pada tahun depan dari US$3,21 juta akhir 2016.
Emiten itu menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun depan senilai US$33 juta. Alokasinya untuk pengembangan jaringan pipa dan infrastruktur gas US$4 juta, proyek infrastruktur gas dan listrik US$15 juta, dan rencana akuisisi US$14 juta.