Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Melejit, Kinerja Emiten Migas Diproyeksi Ciamik

Kinerja emiten diproyeksi membuncah setelah harga minyak mentah dunia terus memecahkan rekor baru akibat terdorong oleh keputusan OPEC yang memangkas produksi 1,2 juta barel per hari.
Ilustrasi Minyak Mentah/JIBI
Ilustrasi Minyak Mentah/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja emiten diproyeksi membuncah setelah harga minyak mentah dunia terus memecahkan rekor baru akibat terdorong oleh keputusan OPEC yang memangkas produksi 1,2 juta barel per hari.

Dari catatan Bisnis.com, kinerja emiten minyak dan gas hingga kuartal III/2016 masih tertekan. Kinerja positif hanya mampu ditorehkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dari tujuh emiten migas yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia.

Analis saham pertambangan dari PT Recaptal Securities Kiswoyo Adi Joe menilai berkah harga minyak mentah dapat diraup oleh emiten minimum pada awal 2017. Melesatnya harga minyak mentah masih perlu dicermati lebih lanjut untuk memproyeksi kinerja emiten di Tanah Air.

"Tunggu tiga bulan, kalau harga minyak naik terus, kinerja emiten baru akan kelihatan pada kuartal I/2017," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (4/12/2016).

Kontrak minyak jenis Brent diperdagangkan pada level US$54,46 per barel pada penutupan di London, naik 1% dibandingkan penutupan sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, Brent membukukan penguatan paling tajam sejak Januari 2009 dengan kenaikan 13%.

Penguatan tajam juga terjadi di New York. Kontrak WTI diperdagangkan menguat 1,2% ke titik paling tinggi sejak Juli 2015 pada harga US$51,68 per barel.

OPEC pada Rabu pekan lalu, memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari. Langkah tersebut adalah pengendalian produksi pertama sejak negara anggota OPEC membebaskan anggotanya berproduksi pada 2014.

Keputusan OPEC diambil setelah negara-negara anggota produsen minyak terbesar organisasi tersebut, yaitu Arab Saudi, Irak, dan Iran, berhasil mencapai kata sepakat. Rusia mengikuti langkah OPEC dengan komitmen memangkas produksi minyak sebanyak 300.000 barel per hari.

Sebaliknya, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) November turun US$3,39 per barel dari US$47,55 pada Oktober menjadi US$43,25 per barel.

Berdasarkan laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga minyak mentah Indonesia kembali turun setelah menguat pada September. Harga ICP SLC bulan November juga turun sebesar US$3,02 per barel dari US$47,55 per barel pada Oktober 2016 menjadi US$44,53 per barel.

Kiswoyo menilai tren penguatan harga minyak mentah dunia bakal bergantung pada permintaan. Dorongan lonjakan harga minyak bakal terus terjadi apabila permintaan meningkat dan pasokan dipangkas.

Kendati demikian, penguatan harga minyak beberapa waktu terakhir dikhawatirkan akibat euforia sesaat. Kenaikan permintaan diproyeksi akibat musim dingin yang terjadi di Eropa dan negara-negara lainnya.

Bila lonjakan harga minyak terus bertahan, sambungnya, akan berdampak positif terhadap kinerja emiten lantaran penjualan emas hitam itu tidak dilakukan secara kontrak seperti pada batu bara. Tren peningkatan akan terkonfirmasi jika musim dingin sudah berakhir, tetapi permintaan masih tinggi.

"Emiten yang akan mendapatkan keuntungan terbesar itu Medco karena sebagai perusahaan swasta minyak terbesar setelah Pertamina," kata dia.

Perusahaan minyak swasta di Indonesia, harus memberikan bagi hasil sebanyak 70%-80% kepada pemerintah. Sisanya, dipastikan penjualan dilakukan secara ekspor yang akan mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia.

Kinerja emiten benar-benar bergantung pada harga minyak mentah dunia. Emiten migas akan berjaya apabila harga bertahan di atas US$80 per barel lebih dari tiga bulan. Namun, bila turun lagi di bawah US$50 per barel, diperkirakan kinerja emiten minyak akan kembali tertekan.

Rerata biaya produksi minyak oleh emiten di Tanah Air mencapai US$20 per barel hingga US$35 per barel. Meski harga mencapai di bawah US$40 per barel, Kiswoyo menilai Medco masih mampu meraup untung tipis lantaran biaya produksi mencapai US$20 per barel hingga US$35 per barel.

Dihubungi secara terpisah, Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, menilai saham-saham emiten minyak dan gas masih akan menjadi pilihan pelaku pasar hingga akhir tahun ini.

Sektor pertambangan diproyeksi masih menjadi primadona investor terutama dalam aksi window dressing dalam menutup Shio Monyet Api pada 2016 ini. Kesepakatan OPEC dan Rusia dalam memangkas produksi diperkirakan akan menimbulkan volatilitas harga minyak mentah dunia.

"Kami memiliki proyeksi resistance minyak US$58 per barel sampai US$60 per barel. Sampai akhir tahun rerata US$48 per barel. Euforia harga minyak dimanfaatkan oleh investor untuk window dressing paling tidak sampai kuartal I/2017," katanya pada kesempatan berbeda.

Dia menjelaskan, volatilitas harga minyak mentah dunia dengan rerata US$48 per barel bakal mendukung kinerja emiten di sektor tersebut. Dia memproyeksi lonjakan harga minyak bakal berdampak pada kinerja emiten minimum hingga paruh pertama 2017.

Meski prediksinya tidak terlalu mengejutkan, Heldy memerkirakan emiten minyak akan memanen keuntungan setidaknya lebih bagus dari tahun ini. Kinerja emiten minyak bakal tumbuh tetapi tidak mengejutkan pada paruh pertama tahun depan.

Sejumlah emiten yang dicatat Bisnis.com menargetkan ekspansi kinerja pada tahun depan berada pada kondisi yang konservatif. Emiten berharap lonjakan harga minyak mentah dunia dapat stabil dan memberikan berkah pada keseluruhan kinerja penjualan pada 2017.

Saham sektor pertambangan hingga Kamis (1/12/2016) melesat 73,76% sepanang tahun berjalan. Lonjakan itu jauh meninggalkan sektor lainnya dan Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat 13,19% year-to-date

Berikut laba (rugi) emiten Migas kuartal III-2016 dalam miliaran rupiah:

Ticker

2015

2016

Pertumbuhan (%)

ARTI

14,15

1,55

(89,05)

BIPI*

(12,22)

2,46

NA

ELSA

226,32

177,9

(21,39)

ENRG*

(35,56)

(46,92)

(31,95)

ESSA*

4,98

0,2

(95,98)

MEDC*

(51,13)

22,25

NA

RUIS

24,16

22,23

(7,99)

Keterangan: *=dalam jutaan dolar AS

Sumber: Laporan keuangan perseroan, diolah. 

Berikut pendapatan emiten Migas kuartal III-2016 dalam miliaran rupiah:

Ticker

2015

2016

Pertumbuhan (%)

ARTI

211,52

169,19

(20,01)

BIPI*

8,2

1,5

(81,71)

ELSA

2.619,45

2.523,77

(3,65)

ENRG*

456,14

391,24

(14,23)

ESSA*

30,37

21,68

(28,61)

MEDC*

418,06

416,88

(0,28)

RUIS

1.266,73

970,95

(20,85

Keterangan: *=dalam jutaan dolar AS

Sumber: Laporan keuangan perseroan, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper