Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garap PLTU Kalsel, Adaro Energy (ADRO) Kantongi Utang Rp5,52 Triliun

Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk. mengantongi pinjaman sindikasi enam bank komersial senilai US$409 juta setara Rp5,52 triliun (kurs Rp13.500/US$) untuk pembangunan power plant PT Tanjung Power Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk. mengantongi pinjaman sindikasi enam bank komersial senilai US$409 juta setara Rp5,52 triliun (kurs Rp13.500/US$) untuk pembangunan power plant PT Tanjung Power Indonesia.

Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, mengatakan kesepakatan pendanaan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dilakukan pada 24 November 2016.

Pengucuran pinjaman dilakukan oleh Korea Development Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Cabang Jakarta, DBS Bank Ltd., Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore Branch, yang bertindak selaku mandated lead arranger. Sedangkan, Hongkong Shanghai Corporation Bank (HSBC) bertindak selaku lead arranger.

PT Adaro Power sebagai anak usaha emiten bersandi saham ADRO itu menggengam 65% kepemilikan dalam TPI. Perusahaan konsorsium itu dibentuk bersama anak usaha Korea East Power Co. Ltd., PT EWP Indonesia dengan kepemilikan 35%.

"Keduanya telah menandatangani perjanjian-perjanjian pembiayaan yang berkaitan dengan proyek dengan total nilai investasi sebesar kurang lebih US$545 juta," katanya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (29/11/2016).

Akan tetapi, sambungnya, saat ini masih terdapat kondisi-kondisi tertentu yang harus dipenuhi oleh TPI untuk mencapai financial close dalam perjanjian pembelian listrik antara TPI dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Atas pencapaian kesepakatan tersebut, kata dia, setelah terpenuhinya kondisi-kondisi itu, TPI akan mengantongi pembiayaan atas proyek senilai US$409 juta dari enam sindikasi perbankan komersial.

Adaro Power bertindak selaku sponsor dalam transaksi tersebut telah meneken perjanjian dukungan dengan pemberi pinjaman pada 24 November 2016. Adaro Power menyanggupi untuk mendukung terkait penyertaan modal di TPI, melalui pinjaman atau penyertaan modal sesuai dengan persentase kepemilikan.

Sebagai penunjang kegiatan usaha utama ADRO, manajemen juga menyediakan jaminan atas dukungan ekuitas yang dilakukan Adaro Power. Total kewajiban kontijensi yang akan disuntikkan oleh Adaro mencapai US$88 juta.

Listrik yang dihasilkan dari proyek ini akan dijual kepada PLN dengan jangka waktu 25 tahun setelah tahap konstruksi rampung. TPI akan membangun PLTU 2x100 Megawatt di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, financial close PLTU TPI tersebut mundur dari target awal pada Agustus 2016. ADRO menyediakan pendanaan sekitar 20% dari total investasi dan sisanya dari pinjaman perbankan.

"Tapi belum kelar financial close-nya, lagi proses," kata Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira saat dikonfirmasi Bisnis.com.

Tidak hanya itu, ADRO juga tengah merancang pembangunan power plant tenaga surya dengan investasi US$75 juta. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut memiliki kapasitas 50 MW di Kalimantan Selatan.

Secara keseluruhan, ADRO membidik pembangunan megaproyek tiga PLTU senilai US$6,5 miliar untuk mendukung program listrik 35.000 MW. Di antaranya, PLTU Tanjung Power Indonesia Kalimantan Selatan berkapasitas 2x100 MW, PLTU Jawa 1 berkapasitas 2x800 MW, dan PLTU Sumatra Selatan 9 dan 10 dengan kapasitas 2x600 MW.

Adaro Energy memerkirakan investasi masing-masing PLTU mencapai US$545 juta untuk TPI, Jawa 1 sebesar US$3,5 miliar, dan Sumsel 9 -10 senilai US$2,5 miliar. Manajemen ADRO membidik pembangunan PLTU berkapasitas 20 Gigawatt hingga 2030 dengan investasi US$40 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper