Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah internasional merosot pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 26/11/2016), karena pasar mengadopsi sikap wait and see terhadap kemungkinan kesepakatan pemotongan produksi di antara produsen minyak.
Arab Saudi, anggota dan eksportir minyak utama di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pada Jumat bahwa negaranya tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan antara OPEC dan produsen non-OPEC untuk membahas rincian pemotongan produksi, menurut laporan media.
Para analis mengatakan berita itu faktor utama yang menyeret harga minyak turun, karena investor tidak yakin apakah OPEC akan mampu mencapai kesepakatan pemotongan produksi pada akhir bulan ini.
OPEC mencapai kesepakatan awal pada September untuk memangkas produksi minyak mentah guna menstabilkan harga minyak global. Kelompok ini menetapkan untuk membahas rincian kesepakatan di Wina, Austria, pada Rabu (30/11) mendatang. Jika lulus, perjanjian tersebut akan menjadi yang pertama dari jenisnya sejak 2008.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari kehilangan US$1,90 dan menetap di US$46,06 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari jatuh US$1,76 menjadi ditutup pada US$47,24 per barel di London ICE Futures Exchange.
HARGA MINYAK: Investor Ragukan OPEC Akan Pangkas Produksi, WTI & Brent Terkoreksi
Harga minyak mentah internasional merosot pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 26/11/2016), karena pasar mengadopsi sikap wait and see terhadap kemungkinan kesepakatan pemotongan produksi di antara produsen minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Antara
Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
5 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
56 menit yang lalu