Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (21/11/2016) masih tertekan.
“Awal minggu ini tekanan pelemahan rupiah bisa bertahan, tetapi kehadiran BI di pasar valas diperkirakan bisa mengurangi peluang depresiasi terlalu tajam,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (21/11/2016).
Dia mengemukakan pasar uang juga memonitor potensi laju inflasi yang berpeluang naik.
Tren kenaikan inflasi, ujarnya, diperkirakan berlanjut berdasarkan survei BI di minggu ketiga November 2016, sehingga bisa mempertahankan sentimen negatif di pasar SUN serta rupiah.
“Rupiah sendiri masih terbawa sentimen penguatan dolar serta pelemahan harga komoditas di pasar global, bersamaan dengan pelemahan kurs lain di Asia,” kata Rangga.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan penguatan indeks dolar yang saat ini terus berlangsung, dipengaruhi sejumlah faktor.
“Indeks dolar terus menguat, tidak hanya akibat meningginya harapan kenaikan FFR (Fed Funds Rate) target di akhir tahun. Tetapi juga akibat meningkatnya harapan atas laju kenaikannya pada 2017, yang dipicu oleh perubahan peta politik AS yang diperkirakan lebih ekspansif pada kebijakan fiskal,” kata Rangga.
Di sisi lain, ujarnya, transisi dana dari obligasi ke saham masih terlihat sejalan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dan tren penguatan S&P 500 di bursa AS.