Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR: Penjualan Ritel Naik, Dolar AS Kian Perkasa

Mata uang dolar AS diprediksi semakin menanjak seiring dengan menguatnya data ekonomi penjualan ritel. Sentimen ini sekaligus menaikkan peluang pengerekan suku bunga Federal Reserve pada Desember 2016.
Dolar AS./Bloomberg
Dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA-- Mata uang dolar AS diprediksi semakin menanjak seiring dengan menguatnya data ekonomi penjualan ritel. Sentimen ini sekaligus menaikkan peluang pengerekan suku bunga Federal Reserve pada Desember 2016.

Pada perdagangan Rabu (16/11) pukul 18:12 WIB, indeks dolar AS meningkat 0,21% atau 0,21 poin menuju 100,44. Angka ini menunjukkan harga sudah terapresiasi 1,84% sepanjang tahun berjalan.

Mata uang dolar mengalami periode bullish setelah Presiden Donald Trump berjanji memacu perekonomian Paman Sam dengan meningkatkan belanja dan memagkas pajak. Di sisi lain, Federal Reserve diprediksi masih berada dalam jalur untuk mengerek suku bunga pada bulan depan.

Ned Rumpeltin, head of foreign exchange Toronto Dominion Bank, mengatakan dalam jangka menengah atau kuartal I/2017, prospek terhadap dolar AS masih solid. Namun, pasar masih mengantisipasi kebijakan dan pemerintahan baru Amerika Serikat.

Terkini, penguatan dolar didorong oleh membaiknya data penjualan ritel. Pertumbuhan penjualan pada Oktober naik 0,8% secara bulanan (month on month/ mom) dari analisis konsensus sebesar 0,6%. Angka ini melanjutkan tren kenaikan dari September sebesar 0,6%.

Positifnya data ritel kian menguatkan peluang pengerekan suku bunga The Fed pada Desember. Pasar pun kini menunggu pernyataan resmi dari Gubernur The Fed Janet Yellen pada Kamis (17/11/2016).

Sejumlah analis berpendapat kenaikan dolar masih terbatas sebelum pernyataan resmi dari Yellen, terutama yang berkaitan dengan kebijakan Trump. Pasalnya, pasar sempat cemas dengan pidato Presiden AS saat kampanye yang mengatakan akan mengintervensi kebijakan Bank Sentral dan mencopot posisi Gubernur Yellen.

"Sampai kuartal pertama tahun depan harga dolar masih kuat. Namun, pasar dalam waktu dekat berhati-hati dengan pernyataan The Fed dan pembentukan pemerintahan AS yang baru," tutur Rumpeltin seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/11/2016).

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, mengatakan USD mencetak kinerja paling gemilang di pasar valas hari Senin karena peningkatan ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan optimisme menguatnya pertumbuhan ekonomi AS di bawah pemerintahan Trump yang memotivasi investor bullish.

Indeks Dolar berkisar di level tertinggi 11 bulan karena para spekulan meningkatkan taruhannya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Desember. Perhatian akan tertuju pada data penjualan ritel Oktober yang melampaui ekspektasi, maka dapat menjadi faktor masukan penting dalam rapat kebijakan Fed Desember mendatang.

"Dari sudut pandang teknikal, bullish tetap memegang kendali penuh. Bila indeks menembus di atas 100, maka dapat membuka jalan menuju 100,50," ujarnya dalam riset, Rabu (16/11/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper