Bisnis.com, JAKARTA - Mulai panasnya harga batu bara membuat manajemen PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) memproyeksi kinerja perseroan bakal gemilang pada 2016 dan 2017.
Direktur & Sekretaris Perusahaan PT Delta Dunia Makmur Tbk. Errinto Pardede menuturkan rebound harga batu bara berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Namun, emiten bersandi saham DOID itu masih menerapkan strategi konservatif bagi kegiatan operasional.
"Strategi konservatif dilakukan mengingat harga batu bara pada awal 2016 masih rendah. Sekarang, harga sudah membaik, pasti akan membuat kinerja lebih baik," kata dia kepada Bisnis.com, Kamis (10/11/2016).
Tahun ini, manajemen DOID membidik target produksi konservatif sebanyak 33,2 juta ton menyamai periode 2015. Target pengupasan mencapai 272,5 juta ton dengan belanja modal yang dianggarkan mencapai US$80 juta hingga US$120 juta.
Realisasi overburden hingga kuartal III/2016 telah mencapai 213 juta ton atau 78,16% dari total target sepanjang tahun. Adapun realisasi produksi telah mencapai 25 juta ton sekitar 75,3% dari total target. "Sisanya masih bisa dicapai pada sisa akhir tahun."
Manajemen DOID mengumumkan anak usaha utamanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengantongi tambahan kontrak jasa pertambangan dengan PT Tadjahan Antang Mineral (TAM) senilai Rp3,8 triliun. Kontrak tersebut merupakan perpanjangan dari sebelumnya yang diteken pada Agustus 2015.
Kontrak jasa pertambangan ini memiliki target produksi 147 juta bcm untuk pengupasan lapisan tanah dan 28 juta ton batu bara. Lokasi pengerjaan di Kabupaten Gunung Mas District, Kalimantan Tengah.
Kontrak tambahan itu menambah jumlah sebelumnya sebesar 45 bcm dan batu bara 8 juta ton. Total kontrak sebelumnya berjumlah Rp1 triliun dengan masa 3 tahun.
Meski manajemen DOID belum menghitung target untuk 2017, perseroan optimistis akan ada peningkatan dari sisi produksi dan overburden pada tahun depan. "Kami lebih optimistis melihat tahun depan," kata dia.