Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANALIS: Trump Terpilih, Ekonomi Global Kian Melambat?

Investa Saran Mandiri menilai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat bisa berdampak kepada perlambatan ekonomi global.
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump menyapa para pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11)./REUTERS-Mike Segar
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump menyapa para pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11)./REUTERS-Mike Segar

Bisnis.com, JAKARTA— Investa Saran Mandiri menilai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat bisa berdampak kepada perlambatan ekonomi global secara tidak langsung.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan hasil pemilihan presiden AS yang digelar 8 November waktu AS di luar prediksi sebagian besar orang. Menurutnya, banyak pihak yang memprediksi bahwa Hillary Clinton yang akan memenangkan kompetisi untuk menjadi Presiden AS.

“Karena awalnya ketika Hillary kena kasus terkait penggunaan email pribadi itu, pasar bergerak turun, Indonesia juga meski masih kuat. Kemudian, ketika FBI menyatakan Hillary tidak bersalah, pasar kembali naik, ini menandakan banyak orang pro kepada Hillary,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (9/11/2016).

Namun ternyata, hasil hitung cepat pemilu AS menunjukkan bahwa lawan Hillary, yakni Donald Trump yang lebih banyak dipilih oleh masyarakat AS.

Hans menilai, ada sejumlah kebijakan yang diusung oleh Trump yang bisa berdampak pada perkonomian dunia, termasuk negara emerging market. Pertama, kebijakan terkait penurunan pajak. Dia menjanjikan akan menurunkan pajak dalam negeri, mengurangi pajak bagi pekerja kelas menengah, dan menerapkan rate pajak yang kompetitif terhadap pebisnis agar tetap bertahan di AS.”Ini tidak sesuai dengan kondisi perekonomi di AS saat ini,” jelasnya.

Kedua, kebijakan mengenai perdagangan internasional, di mana dia akan melakukan perang dagang dengan sejumlah negara, terutama Tiongkok. “Dia ingin menaikkan bea masuk di sejumlah negara, seperti Tiongkok dan Meksiko. Ini bisa menyebabkan ekonomi Tiongkok melambat yang pada akhirnya melambatkan perekonomian global.”

Ketiga, kebijakan mengenai tenaga kerja. Trump dinilai akan menerapkan kebijakan tenaga kerja yang cukup rasis. “Terutama khusus imigran, di AS memperkerjakan imigran lebih murah dibandingkan dengan penduduk AS sehingga lebih banyak yang menggunakan imigran. Orang AS merasa lapangan kerja mereka diambil, masalah imigran ini yang mau dihilangkan oleh Trump,” tutur Hans.

Meski demikian, Hans menilai, bahwa sejumlah kebijakan yang digaungkan oleh Trump hanya untuk menaikkan pamor dirinya sebagai calon Presiden AS. Diharapkan, kebijakan yang dibuat oleh Trump tidak akan seekstrim yang dikatakannya.

Khusus pasar saham, diprediksi akan memberikan sentimen jangka pendek. Kekhawatiran akan mewarnai pasar saham, pasar obligasi, dan pasar komoditas beberapa hari ke depan.

“Pasar komoditas ikut rontok, ini bisa membuat perlambatan ekonomi global karena risiko global meningkat. Di pasar saham investor tergerak untuk menjual dan mencari investasi yang tidak begitu berisiko.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper