Bisnis.com, JAKARTA -- Dua emiten taksi, yakni PT Express Transindo Utama Tbk. dan PT Blue Bird Tbk. mencatat penurunan laba yang tajam hingga September 2016. Persaingan yang ketat dengan transportasi berbasis aplikasi atau ride-apps ditengarai menjadi penyabab utama.
Berdasarkan laporan keuangan masing-masing emiten yang dikutip Bisnis.com, Selasa (1/11/2016), Express membukukan pendapatan sebanyak Rp512,57 miliar per September 2016. Angka tersebut turun 28,95% secara tahunan.
Sementara itu, pendapatan Blue Bird turun 9,67% menjadi Rp3,64 triliun. Koreksi pendapatan memang tidak dalam. Tapi, raihan laba perusahaan berlogo burung biru itu ambles 42,3% menjadi Rp360,86 miliar karena beban usaha meningkat 24% menjadi Rp435,23 miliar.
Kendati demikian, nasib Blue Bird lebih baik dibandingkan dengan Express yang mencetak rugi bersih Rp81,89 miliar, berbalik dari untung Rp11,07 miliar pada periode September 2015 lalu.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dalam laporannya menyebut kinerja perusahaan taksi konvensional dipengaruhi oleh kehadiran ride app seperti Grab dan Uber. Kinerja taksi konvensional diperkirakan bakal terus tertekan menyusul penundaan aturan baru yang mengatur jasa transportasi berbasis aplikasi. Aturan yang dimaksud yakni Permenhub No.32 Tahun 2016
Fenomena ride app yang menawarkan tarif yang lebih rendah dari taksi konvensional menyebabkan tingkat pendapatan dan utilisasi armada taksi konvensional tertekan. "Fitch memandang jasa transportasi berbasis aplikasi akan terus menganggu bisnsi modal taksi konvensional," tulis Fitch.