Bisnis.com, JAKARTA--Harga tembaga menguat ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir seiring dengan membaiknya data ekonomi China, sehingga memicu proyeksi adanya penguatan permintaan. Di sisi lain, probabilitas pengerekan suku bunga Federal Reserve pada bulan ini menciut.
Pada perdagangan Rabu (14/9) pukul 18:52 WIB harga tembaga di bursa Comex naik 2,45 poin atau 1,17% menjadi US$212,6 per pon. Adapun harga tembaga di London Metal Exchange (LME) meningkat 4,5 poin atau 0,1% menuju US$4.637 per ton pada penutupan perdagangan Rabu (13/9).
Richard Fu, Chief Asia and Pacific Amalgamated Metal Trading Ltd., memaparkan penguatan harga tembaga ditopang oleh membaiknya data ekonomi China. "Hal tersebut mengindikasikan peningkatan minat beli dari China sebagai konsumen tembaga terbesar di dunia," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/9).
Selain itu, peluang pengerekan suku bunga The Fed pada bulan ini menipis, sehingga tekanan dari nilai dolar terhadap harga komoditas mereda. Probabilitas penaikan Fed Fund Rate (FFR) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung 21-22 September 2016 sudah turun menjadi 22%.
Fu menjelaskan, sejumlah perbaikan data ekonomi China periode Agustus 2016 di antaranya ialah data pengajuan kredit baru, investasi dan penjualan ritel, serta produksi industri.
Xu Maili, analyst Everbright Futures Ltd., menambahkan konsumen di Negeri Panda yang mencakup juga perusahaan listrik dan kabel meningkatkan pembelian tembaga menjelang Festival Musim Gugur. Mid-Autumn Festival atau dikenal juga sebagai Festival Kue Bulan jatuh pada tanggal 15 September 2016.