Bisnis.com, JAKARTA--Jakarta Futures Exchange atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) tengah berencana untuk membentuk sentral dana berjangka untuk menekan capital outflow dan menarik investor.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang mengungkapkan setra dana berjangka (SDB) akan mengurangi potensi capital outflow dari bursa berjangka. Menurutnya, keberadaan SDB akan berpotensi menarik investor dari luar negeri bertransaksi di BBJ.
"Kami masih menunggu juknis dan juklak dari Bappebti," ungkapnya di Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Paulus mengungkapkan sangat dibutuhkan hedge fund untuk mengelola dana di bursa berjangka. I
nstrumen yang cocok untuk SDB adalah kontrak berjangka. Seandainya, regulasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI selesai pada tahun ini, maka hasil dari SDB tersebut bisa dilihat empat tahun kemudian.
Berdasarkan UU Nomor 10/2011 tentang Bursa Berjangka terdapat empat industri berjangka yakni pialang berjangka, perdagangan berjangka, sentra berjangka dan penasihat berjangka.
Direktur BBJ Donny Raymond mengungkapkan sampai saat ini masih ada dua yakni pialang dan perdagangan berjangka, akan tetapi sentra dana dan penasihat berjangka belum ada. UU sudah ada, harapnya, pun mengharapkan agar regulator segera menerbitkan petunjuk teknis dan peraturan kepala SDB.
Donny pun menambahkan bahwa keberadaan SDB akan berpotensi untuk mendorong masuknya dana-dana repatriasi. Keberadaan SDB pun bisa membuat market bursa berjangka semakin likuid.