Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Masih Tertekan Efek Brexit, Indeks S&P 500 dan Dow Jones Turun di Atas 1%

Indeks Standard & Poors 500 melemah 1,8% ke level 2.000m54 pada penutupan perdagangan Senin (27/6/2016). Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 260,51 poin atau 1,5% ke posisi 17.140,24, setelah jatuh lebih dari 600 poin pada Jumat pekan lalu.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa sajam Amerika Serikat ditutup melanjutkan pelemahan karena masih dipicu sentimen dari hasil referendum yang memutuskan Inggris meninggalkan Uni Eropa.

Indeks Standard & Poor’s 500 melemah 1,8% ke level 2.000m54 pada penutupan perdagangan Senin (27/6/2016). Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 260,51 poin atau 1,5% ke posisi 17.140,24, setelah jatuh lebih dari 600 poin pada Jumat pekan lalu.

Ben Rozin, analis senior Manning & Napier Advisors mengatakan perdagangan kali ini tampaknya sama dengan hari Jumat pekan lalu.

"Tahun ini diawali dengan laba kuartal pertama yang lemah, dan kemudian kita lihat ada tanda-tanda bahwa kuartal kedua akan lebih baik. Namun,  kejutan besar seperti ini (Brexit) tidak baik untuk kepercayaan investasi," katanya seperti yang dikutip Bloomberg, Senin (27/6/2016).

Putusan Brexit masih membuat investor di seluruh dunia bergegas mencari asset safe-haven di hari kedua setelah indeks S&P 500 pada hari Jumat anjlok 3,6%. Investor mengawasi kebijakan bank sentral di seluruh dunia untuk meredakan gejolak dan memompa likuiditas ke pasar keuangan. Sementara itu, bursa Eropa terus menanggung beban penjualan, dengan Indeks Stoxx 600 Eropa anjlok 4,1% ke level terendah sejak Februari.

Pada perdagangan Senin, delapan dari 10 sektor pada indeks S&P 500 melemah, dengan sektor bahan baku, energi dan finansial tenggelam lebih dari 2,5%. Sektor utilitas menguat 1,3% ke level tertinggi, sedangkan sektor telekomunikasi menguat 0,6% karena investor mencari perlindungan asset pada dua sektor berkinerja terbaik tahun ini.

Saham perbankan membukukan penurunan paling tajam sejak sejak 2011, setelah perupemberi pinjaman jatuh di tengah krisis utang Eropa dan penurunan rating kredit AS. Fifth Third Bancorp anjlok 7,1%, dan Citigroup Inc merosot 4,5% ke level terendah dalam empat bulan terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper