Bisnis.com, JAKARTA– Bursa saham Amerika Serikat tergelincir di tengah sentimen yang rapuh, karena investor menimbang kemungkinan Inggris untuk tetap di Uni Eropa satu hari sebelum referendum.
Indeks Standard & Poor’s 500 melemah 0,2% ke level 2.085,45 pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 48,90 poin atau 0,3% ke posisi 17.780,83.
Mark Luschini dari Janney Montgomery Scott LLC mengatakan pasar saat ini sedang tersandera oleh prospek Brexit.
"Dengan referendum besok (hari ini), saya menduga akan ada beberapa pihak yang mengambil langkah antisipasi,” katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/6/2016).
Indeks S&P 500 jatuh level penutupan tertinggi sejak sejak 10 Juni lalu karena kekhawatiran bahwa Inggris akan memisahkan diri dari Uni Eropa telah menekan indeks.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilaksanakan oleh www.ncpolitics.uk dan dipublikasikan di Bloomberg, kemungkinan keluarnya Ingris dari Uni Eropa (Brexit) pada Kamis (23/6/2016) dini hari menurun ke angka 34% setelah sebelumnya sempat menguat ke posisi 37% pada Rabu (22/6/2016).
Selain sentiment dari Inggris, kekhawatiran bahwa upaya bank sentral akan kehilangan potensi, dan valuasi yang berada di atas rata-rata tiga tahun terakhir juga membebani indeks S&P 500. Gubernur Federal Reserve Janet Yellen dalam pidatonya kemarin di depan anggota parlemen menyampaikan kehati-hatian bank sentral atas ketidakpastian kondisi ekonomi.
Di antara 10 sektor utama S&P 500, sektor energi melemah 0,6% karena harga minyak mentah turun setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan persediaan minyak lebih kecil dari perkiraan. Sektor utilitas, teknologi dan industri juga turun lebih dari 0,3%.