Bisnis.com, JAKARTA - Menjamurnya taksi online dan pelemahan daya beli masyarakat membuat manajemen PT Express Trasindo Utama Tbk. (TAXI) berencana untuk tidak menambah jumlah armada tahun ini.
David Santoso, Direktur Keuangan Taksi Express Group, mengatakan pada tahun ini perseroan tidak menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk ekspansi pembelian armada baru.
"Kami tidak menganggarkan Capex karena tidak akan ekspansi, kecuali untuk peremajaan armada," ungkapnya dalam paparan publik, Kamis (2/6/2016).
Dia mengatakan belanja modal tahun lalu mencapai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar. Namun, pada tahun lalu, perseroan cenderung tidak melakukan penambahan armada baru untuk taksi reguler.
Tidak ekspansinya perseroan pada tahun ini terjadi lantaran pelemahan daya beli masyarakat yang belum membaik. Selain itu, menjamurnya taksi yang disebut ilegal secara online juga turut menekan kinerja perseroan.
Hingga kuartal I/2016, emiten milik taipan Peter Sondakh bersandi saham TAXI itu membukukan penurunan pendapatan 14,81% menjadi Rp210,48 miliar. TAXI menderita rugi bersih Rp9,85 miliar dari laba tahun lalu Rp20,32 miliar.
Per akhir tahun lalu, perseroan memiliki 11.000 armada taksi reguler. Kemudian, sebanyak 450 unit armada taksi premium, 75 unit armada bus, dan 20.000 pengemudi.