Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) pada perdagangan hari ini diperkirakan mengalami penurunan menjelang rilis data inflasi yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS).
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan harga SUN masih akan berpeluang mengalami penurunan menjelang rilis data inflasi. Analis memperkirakan pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,24% dengan inflasi tahunan sebesar 3,78%.
Dengan terkendalinya laju inflasi hingga April 2016, maka inflasi 2016 masih akan sesuai dengan target Bank Indonesia meskipun akan mengalami tekanan inflasi menjelang bulan puasa dan lebaran. Hal tersebut dalam jangka panjang akan berdampak positif terhadap pasar Surat Utang Negara.
Sementara itu dari data ekonomi Amerika berupa data Personal Income and Outlays yang disampaikan pada akhir pekan lalu, menunjukkan tingkat pengupahan di Amerika mengalami peningkatan pada Maret 2016, tetapi tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah pengeluaran belanja. Tingkat upah naik sebesar 0,4% dibandingkan dengan data Februari 2016, sedangkam tingkat belanja meskipun mengalami peningkatan sebesar 0,1%, data tersebut turun dibandingkan dengan kenaikan sebesar 0,2% pada Februari 2016.
Hal tersebut berdampak terhadap laju inflasi di Amerika untuk periode Maret 2016 dimana untuk inflasi inti di bulan Maret sebesar 0,1% (MoM) dan 1,6% (YoY) di bawah target inflasi oleh Bank Sentral Amerika yang sebesar 2,0%.
Adapun imbal hasil dari surat utang global pada perdagangan di akhir pekan sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya menjelang rilis data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,83%, dan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik pada level 0,272% dari posisi 0,26% pada perdagangan sebelumnya.
Hal tersebut kami perkirakan akan turut berdampak pada pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing.
“Sementara itu secara teknikal, harga SUN berada pada tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek masih akan berpeluang untuk mengalami penurunan d imana harga SUN saat ini berada di bawah rata - rata harga dalam lima hari terakhir (MA5),” kata Made dalam risetnya, Senin (2/5/2016).
Dengan kondisi tersebut, investor disarankan tetap mencermati arah pergerakan harga SUN. Adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan pembelian secara bertahap SUN (Buy on Weakness) terutama untuk SUN dengan tenor menengah dan panjang.
“Adapun untuk seri FR0069, FR0034 dan FR0053 kami masih rekomendasikan untuk jual.”
Pemerintah menawarkan produk Savings Bond Ritel seri SBR002 kepada investor ritel. Dimulai tanggal 28 April 2016 hingga 19 Mei 2016 pemerintah mulai menawarkan SBR002 dengan target penerbitan senilai Rp3 triliun dibantu oleh 24 agen penjual yang telah ditunjuk.