Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RELIANCE: IHSG Pantau Lonjakan Permintaan Yen

Indeks harga saham gabungan hari ini diprediksi bergerak mixed. Kemarin, IHSG bergerak cenderung tertekan dengan ditutup naik tipis 2,73 poin sebesar 0,06% dilevel 4.848,39 dengan volume yang relatif tinggi. Adapun, sektor infrastruktur dan aneka industri yang melemah lebih dari 1% menjadi beban berat IHSG dalam penguatan
Layar pergerakan harga saham/Bisnis-Abdullah Azzam
Layar pergerakan harga saham/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan hari ini diprediksi bergerak mixed.

Kemarin, IHSG bergerak cenderung tertekan dengan ditutup naik tipis 2,73 poin sebesar 0,06% dilevel 4.848,39 dengan volume yang relatif tinggi. Adapun, sektor infrastruktur dan aneka industri yang melemah lebih dari 1% menjadi beban berat IHSG dalam penguatan.

Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebesar Rp501,75 miliar meskipun rupiah berhasil menguat kembali di bawah Rp13.200. Investor terlihat seakan lebih berhati-hati dengan pasar negara berkembang setelah bursa Eropa dibuka turun cukup dalam.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal, meskipun menguat tipis, IHSG membentuk pola candlestick bearish dengan penutupan dibawah harga pembukaan. IHSG seakan tidak mampu break out MA7 sebagai resistancenya di level 4.870 seiring momentum dari Indikator RSI yang terkonsolidasi pada area middle oscillator meskipun ada peluang Crosing di area dekat oversold pada indikator Stochastic.

"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung mixed tertahan dengan range pergerakan 4.820-4.875," kata Lanjar dalam riset, Jumat (29/4/2016).

Sejumlah sentimen lain adalah bursa Asia yang ditutup mayoritas mixed dengan pelemahan terbesar di alami oleh bursa saham Jepang. Pelonjakan nilai tukar yen pasca BOJ memilih untuk menahan diri untuk menambah kadar stimulus disaat tingkat suku bunga negatif.

"Investor cenderung menghindari aset beresiko sehingga permintaan akan yen melonjak. Ini membuat sektor keuangan anjlok," katanya.

Kemudian, penurunan laba emiten besar di zona Eropa masih menjadi sentimen negatif aksi jual investor. Data tingkat kepercayaan konsumen flat,  pertumbuhan PDB AS. Hal tersebut dapat memperpanjang ketidakpastian akan peningkatan suku bunga AS yang direncanakan bertahap sejak bulan Juni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper