Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie Telecom Tbk. optimistis pengangkatan dua direktur baru dan penerbitan saham baru dapat memperbaiki struktur modal dan kinerja perseroan.
Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada Kamis, (28/4/2016) menyetujui pengangkatan Mark Robson dan Andi Pravidia ke dalam jajaran direksi perseroan. RUPSLB juga menyetujui penerbitan saham baru lewat mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD).
Manajemen perseroan yakin pengangkatan Mark Robson dan Andi Pravidia sebagai direktur perseroan dan penerbitan saham baru non-HMETD mampu memperbaiki struktur modal. Juga meningkatan kinerja perseroan dengan merambah lini bisnis baru triple play selain mengembangkan bisnis digital lewat EsiaTalk serta layanan MVNO 4G LTE.
Taufan E. Rotorasiko, Wakil Direktur Utama dan CEO PT Bakrie Telecom Tbk., mengatakan dengan bergabungnya Mark Robson yang sudah berkecimpung lama dalam bisnis triple play di mancanegara dan Indonesia serta Andi Pravidia ke dalam tim manajemen, perseroan yakin visi misi Bakrie Telecom terwujud.
Setelah memperoleh lisensi seluler jasa teleponi dasar, emiten jasa telekomunikasi berkode saham BTEL itu secara bertahap mengurangi layanan bisnis fixed wireless access (FWA) CDMA dan akan mengembangkan bisnis telekomunikasi seluler berbasis 4G LTE pada saat yang tepat. Taufan mengatakan perseroan melihat ada kebutuhan besar dalam menyinergikan telekomunikasi, Internet, dan media.
“Dengan lisensi MVNO, jaringan fiber optic yang lebih dari 100.000 homepass, kemampuan dan pengalaman bertransformasi, EsiaTalk, serta potensi LTE, kami akan berkontribusi ke kemajuan bangsa melalui solusiTriple Play," kata Taufan dalam siaran pers, Kamis, (28/4/2016).
Menurutnya, layanan Triple Play akan menjadi pilar pengembangan bisnis digital Bakrie Telecom. Untuk memulai layanan Triple Play, perseroan akan memberdayakan lebih dari 100.000 homepass yang telah dimiliki.
“Kami dalam beberapa bulan ini sudah soft launching dan sudah mendapatkan lebih dari 3.000 pelanggan,” kata Taufan.
RUPSLB menyetujui penerbitan saham baru di harga Rp200 per lembar saham melalui obligasi wajib konversi (OWK) dengan mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Hasil dari penerbitan saham tersebut digunakan untuk membayar utang sebesar Rp7,6 triliun.
Hal ini merupakan implementasi Perjanjian Perdamaian antara BTEL dan para krediturnya yang disepakati pada 8 Desember 2014.