Bisnis.com, JAKARTA -- PT Express Transindo Utama Tbk menilai penurunan tarif taksi tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perseroan tahun ini. Perseroan justru menilai penurunan tarif taksi bisa meningkatkan volume angkutan karena tarif bisa bersaing dengan jasa transportasi berbasis aplikasi.
Direktur Komesial dan Pengembangan Bisnis Express David Santoso mengatakan perseroan akan segera menurunkan tarif taksi kendati penyesuaian argometer perlu waktu 30 hari. "Kami akan siapkan tabel, penumpang bisa bayar lebih rendah dari yang tertera di argo," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (4/4/2016).
Sebagaimana diketahui, Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta memberikan kelonggaran waktu bagi operator taksi untuk menurunkan tarif hingga 7 April 2016. Operator taksi dinilai perlu menimbang ulang argometer ke Balai Metrologi. Adapun, tarif buka pintu turun Rp1.000 menjadi Rp6.500 sedangkan tarif per kilomter turun Rp500 menjadi Rp3.500 meter.
David mengatakan, penurunan tarif taksi akan berdampak positif terhadap industri jasa angkutan darat resmi. Pasalnya, tarif operator taksi resmi bisa bersaing dengan tarif yang digunakan jasa transporasi berbasis aplikasi yang tidak memiliki izin penyelenggaran jasa angkutan darat. "Bagi industri ini diharapkan bisa meningkatkan volume,' ujarnya.
Di sisi lain, tahun ini perusahaan berkode emiten TAXI itu menargetkan pendapatan Rp1 triliun sepanjang tahun ini, didorong perbaikan tingkat utilisasi armada ke level 90%. TAXI juga menggenjot digitalisasi pemesanan taksi melalui aplikasi My Trip. Hingga akhir tahun armada yang terhubung dengan aplikasi itu diharapkan mencapai 20.000 armada.
