Bisnis.com, JAKARTA - Kurs tengah Bank Indonesia bulan ini mencatatkan apresiasi paling tajam sejak lonjakan Oktober tahun lalu. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.395 per dolar AS, menguat 5 poin atau terapresiasi 0,04% dari kurs tengah akhir pekan lalu
Kurs jual ditetapkan di Rp13.462 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.328 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp134.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2015 dan infasi yang rendah menopang kurs acuan BI menguat 3,26% sepanjang Februari, apresiasi paling tajam sejak reli 6,95% pada Oktober tahun lalu.
Rupiah masih tertekan di pasar spot, diperdagangkan melemah 0,11% atau 15 poin ke Rp13.397 per dolar AS pada pukul 11.14 WIB.
Revisi positif pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2015 Amerika Serikat dari 0,7% menjadi 1% mendorong apresiasi dolar di Asia. Mayoritas kurs Asia tertekan di pasar spot.
Indeks dolar AS meleamh 0,04% ke level 98,111 pada pukul 11.07 WIB setelah ditutup menguat 0,89%. Peso Filipina paling tertekan, melemah 0,22%, diikuti oleh ringgit dan won yang terdepresiasi 0,18%.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
29 Februari | Rp13.395 |
26 Februari | Rp13.400 |
25 Februari | Rp13.416 |
24 Februari | Rp13.446 |
23 Februari | Rp13.397 |
Sumber: Bank Indonesia