Bisnis.com, JAKARTA - Jisdor masih meneruskan penguatan pada Senin (29/2/2016) di saat dolar menguat tajam terdorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 5 poin atau 0,04% ke Rp13.395 per dolar AS.
“Penguatan rupiah tertahan di hari ini melihat kuatnya indes dolar serta harga minyak yang belum naik lagi,” jelas Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Rupiah melemah di pasar spot di bawah tekanan penguatan dolar di Asia. Indeks dolar bergerak melemah tipis 0,06% ke level 98,086 pada pukul 09.55 WIB setelah melonjak 0,89% pada Jumat. Aksi beli dolar pada akhir pekan lalu didorong oleh revisi pertumbuhan kuartal IV/2015 Amerika Serikat dair 0,7% menjadi 0,1%.
Mata uang Garuda melemah 0,08% atau 11 poin ke Rp13.393 per dolar AS pada pukul 09.50 WIB setelah dibuka melemah 0,18%. Sepanjang Februari, rupiah telah bergerak menguat 390 poin atau apresiasi paling tajam sejak lonjakan Oktober.
“Fokus akan beralih perlahan ke inflasi Februari yang diperkirakan naik ke 4,3%–4,4% YoY sehingga bisa mengurangi harapan pemangkasan BI Rate pada Maret,” kata Rangga.
Seperti diketahui harga minyak WTI pada penutupan perdagangan akhir pekan melemah 0,88% ke US$32,78/barel. Semntara itu pada penutupan perdagangan Jumat, indeks dolar AS menguat 0,89% ke level 98,148.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
29 Februari | Rp13.395 |
26 Februari | Rp13.400 |
25 Februari | Rp13.416 |
24 Februari | Rp13.446 |
23 Februari | Rp13.397 |
Sumber: Bank Indonesia