BIsnis.com, JAKARTA - Penguatan dolar dan ketidakpastian soal rencana pemerintah menurunkan suku bunga menekan pergerakan rupiah di pasar spot.
Rupiah diperdagangkan melemah 22 poin atau 0,16% ke Rp13.450 per dolar AS pada pukul 08.37 WIB, konsisten tertekan setelah dibuka melemah 0,12%.
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan depresiasi euro membuat dolar terus menguat dan menimbulkan sentimen negatif di pasar valas Asia.
Tekanan terhadap rupiah diperkuat oleh situasi tidak kondusif di pasar saham Jakarta akibat spekulasi soal langkah yang akan diambil pemerintah untuk menekan bunga kredit.
Pemerintah bermaksud menekan bunga kredit perbankan menjadi single digit pada akhir tahun ini. Wacana tersebut memicu spekulasi Otoritas Jasa Keuangan akan menetapkan batas net interest margin di sektor perbankan.
“Walaupun bermaksud memacu pertumbuhan, intervensi pemerintah dibaca sebagai sumber ketidakpastian baru sekaligus tambahan sentimen negatif oleh investor,” kata Rangga.
Dia mengingatkan sentimen dari pasar saham tersebut bisa memicu tren pelemahan jangka menengah pada rupiah jika dibiarkan berlarut di tengah kelesuan harga komoditas dan terpuruknya bursa global.
“Secara historis lemahnya rupiah selalu menjadi penghalang BI untuk memangkasn BI Rate. Rupiah hari ini berpeluang melemah,” kata Rangga.
Indeks dolar telah bergerak menguat selama 3 hari berturut-turut dan terapresiasi 0,04% ke level 97,517 pada pukul 08.35 WIB. Kontrak WTI merosot 1,54% ke US$31,38 per barel, melanjutkan pelemahan 4,55% pada penutupan perdagangan kemarin.