Bisnis.com, JAKARTA - Redanya kecemasan atas perekonomian global membawa optimisme ke pasar finansial dan mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi dalam 2 minggu.
Kontrak WTI diperdagangkan menguat 6,21% ke harga US$31,38 per barel atau level tertinggi dalam 2 minggu pada pukul 02.29 WIB. Adapun Brent menguat 5,09% ke US$34,69 per barel pada pukul 04.21 WIB di bursa London.
“Kecemasan atas ekonomi yang membebani pasar mulai reda, paling tidak di Amerika Serikat. Banyak yang mengambil posisi short ketika pasar bergejolak dan kini banyak yang bergegas menarik diri dari posisi tersebut,” kata John Kilduff dari Again Capital di New York kepada Bloomberg.
Penguatan dalam sebulan terakhir belum mampu menghapus pelemahan sejak pergantian tahun yang kini ada pada kisaran 15%. Sentimen dari kembalinya minyak mentah dari Iran ke pasar dan stok melimpah di Amerika Serikat membuat harga minyak jatuh pada 2016.
Ekspektasi keberhasilan perundingan di Doha untuk menurunkan output minyak mentah global semakin tinggi setelah pernyataan dukungan dari Nigeria dan pernyataan optimistis dari Rusia bahwa kesepakatan akan dicapai pada 1 Maret.
“Pasar kini mulai stabil. Arab Saudi telah mencapai tujuannya memangkas produksi minyak mentah non-OPEC,” kata mantan Menteri Energi Algeria Chabib Khelil kepada Bloomberg.
Baker Hughes Inc memerkirakan saat ini ada 413 rig minyak yang beroperasi di Negeri Paman Sam atau jumlah paling sedikit sejak Desember 2009. Penurunan ladang minyak yang beroperasi terjadi ketika persediaan minyak mentah di AS ada di level tertinggi sejak 1930.
Sementara itu, laporan yang dirilis International Energy Agency (IEA) memperkirakan suplai minyak mentah global masih akan bertahan melebihi permintaan hingga 2017, terutama didorong oleh efisiensi dari pengeboran shale oil di Amerika Serikat.
Suplai dari ngara non-OPEC diperkirakan stabil pada 2017 dan pulih pada 2018 setelah merosot pada tahun ini. IEA memerkirakan produksi shale oil Amerika Serikat turun 600.000 barel per hari pada 2016 dan semakin merosot 200.000 barel per hari pada 2017.