Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak kembali tertekan ke bawah level 30, pasar dibayangi data stok minyak mentah di Amerika Serikat.
Pagi ini, pk. 06.06 WIB, minyak WTI menguat 0,03% ke US$29,65.
Minyak WTI kembali ke bawah level 30 sejak akhir pekan lalu. Menutup perdagangan Jumat, WTI kontrak Maret 2016 melemah 3,67% ke US$29,64 per barel setelah bergerak menguat dalam 3 hari sebelumnya.
Adapun Brent pada pagi ini, pk. 06.07 WIB melemah 0,09% ke US$32,98 per baerel. Akhir pekan lalu ditutup melemah 3,7% ke US$33,01 per barel.
“Kita melihat dampak yang tertunda dari rilis data stok Amerika Serikat. Saat ini ada dorongan berlawanan terhadap harga minyak. Aksi investor yang mengantisipasi pemangkasan output oleh OPEC dan mereka yang cenderung bearish karena data stok,” kata Bob Yawger dari Mizuho Securities kepada Bloomberg.
Badan Informasi Energi AS (EIA) menyatakan stok minyak mentah AS naik 2,15 juta barel menjadi 504,1 juta barel per pekan lalu atau stok paling melimpah dalam 86 tahun terakhir. Kenaikan tersebut dipicu oleh impor yang melonjak 11%, kenaikan paling tajam sejak April 2015.
Persediaan minyak di Cushing, hub distribusi WTI, naik menjadi 64,7 juta barel dari total kapasitas sebesar 74 juta barel. Adapun produksi minyak di AS turun 51.000 barel per hari ke level terendah sejak Oktober yaitu 9,14 juta barel per hari.
Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexandaer Novak mengklaim pembicaraan antara negara produsen minyak terkait harmonisasi produksi akan rampung pada 1 Maret 2016. Arab Saudi, Rusia, Venezuela dan Qatar di Doha telah sepakat untuk menahan volume produksiminyak dalam perjanjian awal yang dicapai di Doha pada Selasa pekan lalu.
Arab Saudi memproduksi sekitar 10,2 juta minyak mentah per hari pada bulan lalu, sedangkan Rusia menghasilkan sekitar 10,9 juta per barel. Kesepakatan tersebut juga melibatkan Qatar dan Venezuela. Iran telah menyatakan dukungan atas upaya kerja sama antara negara OPEC dan non-OPEC tanpa menyatakan keikutsertaan dalam pembekuan pertumbuhan produksi.
Menteri Energi dan Minyak Nigeria Emmanuel Kachikwu mengatakan akan mempertahankan output minyak Nigeria di level 2,2 juta barel per hari pada Februari atau sama dengan level produksi Januari.
Langkah negara produsen minyak mentah terbesar di Afrika tersebut adalah dukungan terhadap kesepakatan di Doha. “Saat ini Nigeria bahkan tidak mengekspor minyak mendekati kuota yang diberikan OPEC. Negara-negara seperti Iran dan Irak yang telah lama absen dari pasar seharusnya tidak dipaksa membekukan produksi di level sekarang, tetapi di level yang lebih tinggi,” kata Kachikwu.