Bisnis.com, JAKARTA - Revaluasi saham teknologi di Wall Street masih berlangsung dan membuat indeks bursa saham semakin tertekan. Indeks CDS di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan pengetatan di pasar utang global.
Bursa Global. Saham-saham teknologi meneruskan pelemahan tajam di Wall Street. Indeks Dow Jones melemah 1,1%, S&P 500 merosot 1,42%, sedangkan STOXX 600 di Eropa anjlok 3,54%
Harga Minyak. Harga minyak sempat jatuh ke bawah US$30 per barel setelah Venezuela gagal meraih kesepakatan konkret dengan OPEC. WTI diperdagangkan melemah WTI diperdagangkan turun 2,49% ke US$30,12 per barel, sedangkan Brent melemah 2,55% ke US$33,19 per barel.
Pasar Utang. Indeks North America Markit CDX Investment Grade melonjak 6 bps ke level tertinggi 4 tahun. Indeks yang mengukur pergerakan CDS atas utang 125 perusahaan pemegang investment grade tersebut kini ada di level 120 bps atau level paling tinggi sejak Juni 2012. Indeks serupa di Eropa ada di level tertinggi sejak Juni 2013.
Cadangan Devisa China. Cadangan devisa China menyusut US$99,5 miliar ke level terendah sejak Mei 2012 menjadi US$3,23 triliun per Januari 2016. Langkah PBOC memompa likuiditas ke pasar finansial menguras devisa semakin dalam setelah pada Desember cadev Negeri Tiongkok mengalami penurunan tertajam, berkurang US$107,9 miliar.
Tarif Listrik. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan sekitar 18,6 juta pelanggan akan dialihkan dari sambungan daya 900 VA menjadi 1.300 VA setelah proses verifikasi.
Belanja Modal Pertamina. PT Pertaminan (Persero) mengalokasikan belanja modal US$5,3 miliar sepanjang 2016. Mayoritas dana, senilai US$4,7 miliar, akan digunakan untuk pengembangan di sektor hulu termasuk akuisisi lapangan migas di luar negeri.
Larangan Premium DKI. Wakil Presiden Jusuf Kall menegaskan Pemerintah Provinsi tidak memiliki wewenang mengatur distribusi BBM menanggapi rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghapuskan premium dari peredaran di Ibu Kota.