Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah terkoreksi tajam tertekan oleh data manufaktur China. Pemerintah berencana membuka sektor usaha pengelolaan pelabuhan dan bandara untuk asing.
Bursa Global. Wall Street dan Eropa terkoreksi tipis. Indeks Dow Jones turun 0,1%, S&P 500 melemah 0,04%, sedangkan STOXX 600 turun 0,19%.
Harga Minyak. Data manufaktur China memicu kecemasan perlambatan konsumsi minyak. WTI jatuh 6,84% ke US$31,32 per barel, sedangkan BRent merosot 5,2% ke US$34,12 per barel sekaligus mengakhiri reli 2 pekan.
Data Ekonomi AS. Indeks manufaktur ISM ada di level 48,2 pada Januari, terus berada di bawah level 50 selama 4 bulan berturut-turut. Konsumsi rumah tangga AS tersurvei stagnan pada Desember, sedangkan tingkat simpanan naik ke level tertinggi sejak Desember 2012.
The Fed. Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer menegaskan kebijakan moneter The Fed tidak ditentukan sebelumnya (predetermined), terkait prediksi rencana 4 kali kenaikan Fed Fund Rate pada 2016. Fischer juga mengatakan The Fed mempertimbangkan dampak gejolak pasar finansial dalam mengambil keputusan.
Inflasi. Ekonomi Indonesia membukukan inflasi 0,51% month to month atau 4,14% year on year pada Januari. Andil infilasi terbesar berasal dari kenaikan 2,2% pada harga bahan makanan.
Lifting Minyak. SKK Migas memperkirakan target produksi minyak 830.000 per barel dalam APBN 2016 sulit tercapai karena harga yang rendah. Produksi minyak 2016 diprediksi hanya mencapai 790.000 barel per hari pada harga rata-rata minyak US$30 per barel dan 827.000 barel per hari pada harga US$50 per barel.
Daftar Negatif Investasi. Pemerintah berencana meningkatkan kepemilikan asing di sektor jasa operasional bandara dan pelabuhan dari 49% ke 67%. Adapun kepemilikan atas usaha pengelolaan jalan tol akan dibuka 100% untuk asing.
Wisatawan Mancanegara. Jumlah wisatawan asing naik 3,12% ke 9,37 juta orang sepanjang 2015. Pertumbuhan wisman tersebut adalah yang paling rendah dalam 4 tahun terakhir.
EXCL. PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu dengan melepas maksimal 2,75 miliar lembar saham. Penerbitan saham baru untuk mempercepat pelunasan utang ke Axiata Investment senilai US$500 juta.
GIAA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengincar penambahan 40,5 juta penumpang pada 2016 atau 16% lebih banyak dari realisasi 2015.
