Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS BEI 1 FEBRUARI: Investor Pilih Obligasi, IHSG Terkoreksi di Sesi I

IHSG turun 0,58% atau 26,96 poin ke level 4.588,21 di jeda siang. Indeks merosot setelah dibuka naik 0,11% dan bergerak antara level 4.588,214.625,43 sepanjang sesi I.
IHSG melemah/Ilustrasi
IHSG melemah/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Reli di bursa saham berakhir pada sesi I Senin (1/2/2016) meskipun investor asing terus masuk membanjiri pasar obligasi Indonesia.

IHSG turun 0,58% atau 26,96 poin ke level 4.588,21 di jeda siang. Indeks merosot setelah dibuka naik 0,11% dan bergerak antara level 4.588,21—4.625,43 sepanjang sesi I.

Indeks bursa Asia bergerak variatif. Keputusan Bank of Japan menerapkan suku bunga -0,1% pada Februari membuat indeks Nikkei 225 konsisten menguat dan bergerak naik 1,84% menjelang tengah hari.

Adapun indeks Hang Seng turun 0,87% bersama indeks Shanghai yang merosot 1,78% setelah data PMI menunjukkan belum ada perbaikan pada kondisi industri manufaktur China. Indeks manufaktur China ada di level 48,4 pada Januari 2016, telah terkontraksi selama 11 bulan berturut-turut.

Minyak WTI turun 1,7% ke harga US$33,05 per barel setelah menguat 4,4% sepanjang pekan lalu. Adapun rupiah memimpin kurs Asia di pasar spot, sempat menguat hingga 197 poin ke Rp13.581 per dolar AS.

“Indikator stochastic telah terkonsolidasi pada area overbought sehingga IHSG masih rentan bergerak mixed mencoba kembali menguat,” kata Tim Riset Reliance Securites.

Beberapa saham big cap terkoreksi setelah terdorong reli pekan lalu. PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi 1,94% setelah terdorong 9,32% ketika terus begerak di zona hijau sepanjang pekan lalu, sedangkan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melemah 1,05% setelah naik 8,27% dalam dua pekan.

Sebanyak 108 saham menguat, 112 saham melemah, dan 305 saham stagnan dari 525 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Investor asing tampak lebih ramai masuk ke pasar obligasi dibandingkan pasar saham, tertarik oleh yield yang relatif tinggi dan ekspektasi BI Rate diturunkan lagi.

“Pasar saham terlihat masih belum bagus dalam jangka pendek hingga keluar laporan keuangan 2015 dari para emiten. Jadi, sejauh ini aksi jual beli berdasarkan pertimbangan psikologis semata,” kata Akuntino Madhani, analis dari PT Asanusa Asset Management kepada Harian Bisnis Indonesia.

Inflasi Januari yang lebih rendah dari estimasi menambah daya tarik obligasi berdenominasi rupiah. Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi Januari sebesar 4,14% year on year lebih rendah dari estimasi pasar di 4,26%.

Data Bloomberg menunjukkan yield SUN bertenor 10 tahun telah merosot 15 basis poin ke 8,049% pada pukul 11.49 WIB, imbal hasil terendah sejak Mei 2015.

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menunjukkan kepemilikan asing atas surat berharga negara naik Rp19,93 triliun dari Rp558,65 triliun pada 4 Januari 2016 menjadi Rp576,58 triliun pada 28 Januari 2016.

Indeks Bisnis27 melemah 1,14% atau 4,57 poin ke level 396,1 pada jeda siang. Bisnis27 bergerak antara level 396,1—401,95 setelah dibuka naik 0,13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper