Bisnis.com, JAKARTA - Laju penguatan IHSG menipis di akhir sesi I Kamis (28/1/2016) bergerak seiring harga komoditas yang kembali tertekan.
IHSG cenderung flat di jeda siang, menguat 0,05% atau 2,17 poin ke level 4.585,80. Indeks ditutup menguat tipis setelah sempat menembus 4.600 di awal perdagangan dan bergerak antara level 4.580,03—4.608,03 di sesi I.
“Dengan berbalik melemahnya bursa saham AS kemarin maka dapat memberikan peluang pelemahan pada IHSG seiring profit taking setelah penguatan sebelumnya," kata Reza Priyambada dari NH Korindo Securities Indonesia.
Pelemahan tajam saham Apple dan Boeing kemarin memimpin koreksi di Wall Street. Indeks Dow Jones turun 1,38%, sedangkan indeks S&P 500 melemah 1,09%.
Indeks bursa regional bergerak variatif. Nikkei 225 bergerak melemah 0,69% setelah sempat naik hingga 0,42%, Straits Times masih naik 0,12%, sedangkan indeks Shanghai turun 0,93%.
Sebanyak 101 saham menguat, 105 saham melemah, dan 319 saham stagnan dari 525 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saham-saham big cap bergerak berlawanan.
Tekanan jual terjadi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang turun 1,38% dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang melemah 0,88%.
Namun, IHSG terbantu oleh kenaikan 2,28% pada saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan penguatan 0,76% pada saham PT Astra International Tbk (ASII).
Wiliam Surya Wijaya mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor jangka panjang mulai melakukan akumulasi pembelian. Adapun investor jangka pendek harus cermat memperhatikan pergerakan harga komoditas.
Harga minyak pagi ini kembali tertekan setelah kemarin menguat dipicu oleh data penurunan stok di Amerika Serikat. WTI diperdagangkan turun 0,99% ke US$31,98 per barel pada pukul 08.53 WIB.
"Potensi pergerakan terlihat menuju level resistance 4.608 yang perlu digapai untuk memperkuat pola uptrend jangka pendek IHSG," papar Wiliam.
Harga minyak kembali tertekan pada perdagangan hari ini. Kontrak WTI diperdagangkan melemah hingga 1,61% ke US$31,78 per barel setelah kemarin ditutup menguat 2,7%. Harga komoditas lain juga tertekan termasuk tembaga yang turun 0,7% dan CPO yang terkoreksi 0,16% ke 2.499 ringgit per ton dari level tertinggi 20 bulan.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 6 indeks sektoral menguat dan 3 indeks sektoral melemah. Indeks sektor agribisnis naik paling tajam dengan penguatan 0,99%.
Indeks Bisnis27 melemah 0,23% atau 0,92 poin ke level 394,99 di jeda siang setelah dibuka turun 0,07%. Bisnis27 pada sesi I bergerak fluktuatif antara level 394,57—396,40.