Bisnis.com, JAKARTA - Indeks bursa Amerika Serikat menguat signifkan pada akhir pekan lalu di tengah optimisme investor atas komitmen bank sentral Eropa dan Jepang mendongkrak pertumbuhan.
Indeks Standard & Poor’s 500 pada Jumat (22/1/2016) waktu setempat ditutup menguat 2,03% ke level 1.906,90, sedangkan indeks Dow Jones naik 1,33% di akhir perdagangan.
Saham-saham energi mencatatkan penguatan mingguan pertama pada 2016 di tengah tekanan kelesuan harga minyak mentah. Indeks sektor energi naik 4,3%, memimpin penguatan seluruh sektor indeks S&P pada Jumat pekan lalu.
Schlumberger dan Valero Energi melonjak lebih dari 6,1% ,sedangkan Chevron naik 3,1%. Penguatan 5,3% pada saham Apple mendorong indeks sektor teknologi naik 2,8%.
“Sepertinya bank sentral sedang berjuang melawan kelesuan ekonomi. Itu memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk mengambil risiko hari ini,” kata Andrew Brenner dari National Alliance Capital Market di New York kepada Bloomberg.
Presiden European Central Bank Mario Draghi memberikan sinyal potensi tambahan stimulus moneter di Eropa mulai Maret. Bank of Japan juga dikabarkan siap meningkatkan besaran quantitative easing di Negeri Sakura.
Harga minyak mentah melesat ke atas harga US$32 per barel dipicu oleh pernyataan Draghi. Kontrak WTI naik 9,01% ke US$32,19 per barel, sedangkan kontrak Brent ditutup lebih mahal 10,02% ke US$32,18 per barel.
Beberapa emiten besar seperti McDonald Corp., Apple, Facebook, dan Boeing dijadwalkan merilis laporan keuangan pekan ini. Analis memperkirakan pendapatan perusahaan anggota S&P 500 turun 6,3% pada kuarta IV/2015. Proyeksi tersebut lebih optimistis dari perkirakaan penurunan 7% yang diberikan sebelumnya.