Restrukturisasi Utang BTEL
Selain itu, BTEL juga masih berkutat dengan rencana restrukturisasi utang yang sudah berlangsung lama. BTEL berencana menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) berdeno minasi rupiah senilai Rp4,37 triliun dan OWK va luta asing sebesar US$266 juta.
OWK akan ditukarkan dengan penerbitan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD). Jumlah maksimal nonHMETD 56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Efek dilusi dari aksi ter sebut mencapai 56%.
Dalam prospektus yang diterbitkan belum lama ini, OWK denominasi rupiah akan diterbitkan kepada kreditur melalui suatu akta pengakuan utang dan penerbitan OWK.
Sementara itu, OWK dolar AS akan diterbitkan kepada pemegang wesel senior melalui exchange offer and concent solicitation.
Bakrie Telecom akan menukarkan wesel senior dengan OWK berdenominasi dolar AS. OWK ini menggantikan wesel senior sebesar US$380 juta yang sebelumnya diterbitkan oleh anak usaha perseroan di Singapura, Bakrie Telecom Pte. Ltd.
Perseroan menetapkan harga pelaksanaan konversi sebesar Rp200 per saham. Perhitungan ini berdasarkan kurs dolar AS pada 10 November 2014, yakni Rp12.138. OWK dolar AS bakal diterbitkan dalam waktu 10 tahun dengan bunga 0%.
Rencananya, OWK dan bunganya akan dikonversi menjadi saham seri B setiap tanggal jatuh tempo. Jika penerbitan OWK terealisasi, kepemilikan saham PT Bakrie & Brother Tbk. (BNBR) di dalam Bakrie Telecom akan menyu sut menjadi 7,29% dari sebelum konversi sebesar 16,35%.
Kepemilikan Bakrie Global Ventura berpotensi menyusut menjadi 4,22% dari 9,47% dan kepemilikan Raiffeisen Bank International s/a Best Quality Global Limited terdilusi menjadi 3,23% dari 7,24%. Kepemilikan investor publik juga berpotensi turun menjadi 29,79% dari 66,8%.
Sementara itu, pemegang OWK A-USD akan mengantongi 23,54% saham, sedangkan pemegang OWK A-IDR mengantongi 31,87% saham dalam BTEL.
Adapun, tujuh pemegang OWK yang nantinya menguasai saham Bakrie Telecom dalam jumlah besar yakni Madison Pacific Trust Limited, PT Solusi Tunas Pratama Tbk., PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, Huawei International Pte Ltd., PT Huawei Tech. Investmet, Huawei Tech Investment Co Ltd., dan PT XL Axiata Tbk.
Jastiro Abi, Direktur Utama Bakrie Telecom, mengatakan paling lambat Juni tahun ini rencana penerbitan OWK terealisasi. Saat ini, perseroan masih mengurus dokumen di Otoritas Jasa Keuangan.
Posisi Bakrie Telecom memang sulit. Langkah penutupan layanan di sejumlah area mungkin merupakan opsi terbaik yang dimiliki perseroan saat ini. Yang terpenting, perlu ada kompensasi bagi konsumen agar mereka tidak dirugikan dengan keputusan BTEL ini.