Bisnis.com, JAKARTA-- Target penerbitan obligasi korporasi tahun ini sudah tercapai. Adapun, peran penjamin emisi obligasi dalam negeri tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dipimpin oleh Mandiri Sekuritas.
Berdasarkan data Bloomberg yang Bisnis olah, sepanjang tahun ini (per 22 Desember 2015), nilai penerbitan obligasi sudah mencapai Rp60,86 triliun. Adapun, dari nilai tersebut, sekitar 62,92% penerbitan obligasi dilakukan melalui underwriter dalam negeri.
Mandiri Sekuritas merangsek naik di posisi pertama dari posisi tiga tahun lalu dengan nilai emisi Rp8,16 triliun dan pangsa pasar 14,46%. Di posisi kedua dan ketiga ada Indo Premier Securities dan Danareksa Sekuritas dengan nilai emisi masing-masing Rp7,30 triliun dan Rp5,72 triliun. Sementara, pangsa pasar mereka mencapai 12,94% dan 10,14%.
Kemudian, di posisi keempat dan kelima ada CIMB dan Bahana Securities yang memiliki pangsa pasar masing-masing 9,88% dan 8,68%.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, peran underwriter dalam negeri tahun ini memang lebih besar. Tahun lalu, dari lima posisi teratas, hanya Indo Premier Securities dan Mandiri Sekuritas yang masuk. Kontribusi underwriter dalam negeri tahun lalu sekitar 55,92%. Artinya, ada peningkatan sekitar 7% tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu
Dari sisi nilai emisi penerbitan obligasi, tahun lalu juga lebih sedikit dibandingkan dengan tahun ini. Penerbitan obligasi korporasi tahun lalu mencapai Rp49,22 triliun.
Budi Frensidy, pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia mengatakan di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, penjamin emisi lokal menjadi pilihan sejumlah perusahaan untuk merealisasikan rencana obligasi. Menurutnya, fee yang diminta olehunderwriter dalam negeri biasanya lebih bisa dinegosiasikan.
“Fee untuk penjamin emisi obligasi kan memang lebih rendah dibandingkan dengan saham. Untuk yang lokal, biasanya lebih bisa diajak negosiasi, sehingga fee bisa lebih rendah dibandingkan dengan yang asing. Mungkin fee sekitar 1%-2% yang dalam negeri, ” kata Budi saat dihubungi Bisnis, Selasa (22/12).
Selain itu, underwriter dalam negeri juga lebih mudah menyesuaikan diri dan paham dengan kondisi dalam negeri. “Mudah diundang untuk diajak mencari solusi dan sebagainya. Yang lokal juga lebih tahu soal obligasi rupiah,” tambahnya.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto mengatakan Mandiri Sekuritas mampu menjaga konsistensi dua lini bisnis utamanya di tengah stagnasi ekonomi yang memengaruhiindustri pasar modal Indonesia.
Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah memperkuat sinergi dengan Bank Mandiri guna memaksimalkan peluang-peluang yang ada, baik dalam bisnis penjaminan emisi surat utang maupun saham, jasa penasihat keuangan serta distribusi produk-produk capital market.