Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi di pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (18/12/2015), turun 0,96% atau 43,75 poin ke level 4.512,21.
Pelemahan tersebut sejalan dengan pergerakan bursa AS dan Asia setelah meredanya euforia penaikan suku bunga AS oleh The Fed dan investor kembali fokus pada pelemahan harga komoditas.
Selain itu, indeks melemah setelah menguat signifikan selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Tim Riset Mandiri Sekuritas menilai perdagangan hari ini rawan profit taking.
"Pergerakan IHSG hari ini sangat rawan untuk terjadi profit taking setelah dalam tiga hari terakhir mengalami kenaikan yang singinfikan," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Sebelumnya IHSG pada Kamis (17/12/2015) ditutup menguat 1,62% atau naik 72,51 poin ke level 4.555,96, kembali mengakhiri perdagangan di level tertinggi.
Kepastian pascakeputusan The Fed mendorong investor kembali ke pasar saham dan menjaga momentum positif IHSG.
Bagaimana pergerakan indeks hari ini? Ikuti pergerakannya secara live hingga penutupan.
Menutup perdagangan pekan ini, IHSG berakhir turun tajam 1,92% atau 87,31 poin ke level 4.468,65. Indeks melemah dilanda aksi profit taking setelah tiga hari menguat.
Mengawali perdagangan sesi II, IHSG masih melemah 1,55% atau 70,51 poin ke level 4.485,46. Indeks bergerak pada kisaran 4.483,65-4.514,54.
IHSG melemah 1,52% atau 69,19 poin ke level 4.486,78 di akhir perdagangan sesi I. Indeks melemah setelah tiga hari berturut-turut menguat. Hal ini mengakibatkan indeks rawan terkena profit taking.
Selain itu, pelemahan harga minyak ke bawah US$35 per barel ikut menekan pergerakan bursa global termasuk Indonesia.
IHSG masih melanjutkan pelemah 1,41% atau 64,09 poin ke level 4.491,86. Pelemahan ini seiring seluruh indeks sektoral melemah dengan finansial menjadi pemberat utama turun 1,47% dan aneka industri turun paling tajam yakni 2,55%.
IHSG terkoreksi di pembukaan perdagangan akhir pekan, turun 0,96% atau melemah 43,75 poin ke level 4.512,21
Bursa AS dan regional Asia pagi ini bergerak di zona merah setelah investor kembali fokus kepada pelemahan yang terjadi pada sektor komoditas.
Adapun euforia penaikan suku bunga AS untuk pertama kalinya sejak 2006 mereda seiring The Fed memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuannya ke kisaran 0,25%-0,5%.
Sementara itu, penguatan dolar AS setelah keputusan The Fed memberatkan sektor energi dan raw-material, dengan minyak turun di bawah U$35 per barel,
"Euforia telah berakhir seiring The Fed akhirnya melakukan sesuatu [menaikkan suku bunga acuan]," ujar Malcolm Polley, President dan Chief Investment Officer Stewart Capital Advisors LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Indeks S&P 500 ditutup turun 1,5% ke level 2.041,89 pada penutupan perdagangan Kamis (17/12/2015).
Adapun Dow Jones Industrial Average turun 253,25 poin atau 1,4% ke level 17.495,84 dan Nasdaq Composite Index turun 1,4%.
Sementara itu, Indeks MSCI Asia Pacific tercatat melemah 0,3% pada perdagangan Jumat (18/12/2015) pukul 07.33 WIB.
Indeks Jepang Topix turun 0,3% dengan saham-saham perusahaan minyak dan batubara memimpin pelemahan.
Indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,6%, indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 berfluktuasi, dan indeks Korea Selatan Kospi turun 0,5%.