Bisnis.com, JAKARTA PT Fitch Ratings Indonesia menurunkan peringkat PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menjadi BBB+(idn) dari semula di level A (idn).
Analis Utama Fitch Rufina Tam mengatakan prospek peringkat perseroan stabil dan peringkat telah dihapus dari peringatan negatif (watch negative) yang ditetapkan pada 30 Oktober 2015.
Penurunan peringkat menyusul kajian dari metrik pemeringkatan kunci untuk Saratoga. Kajian dilakukan karena, pertama, Fitch berekspektasi dividen Saratoga di masa mendatang akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik dan harga komoditas yang lemah.
“Kedua, perkiraan utang pada akhir 2015 akan sekitar 45% lebih tinggi dari akhir tahun 2014, dan lebih tinggi dari estimasi Fitch sebelumnya,”jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Sabtu(12/12/2015).
Ketiga, risiko valuta asing meningkat dengan bertambahnya utang dalam mata uang dolar AS.
Penilaian Fitch, sambungnya, mempertimbangkan model bisnis perusahaan dalam berinvestasi untuk capital gain jangka panjang dan pandangan menjual sebagian saham untuk memenuhi kewajiban bunga sebagai bagian dari model bisnis.
Dengan demikian, peringkat berfokus pada likuiditas dan rasio utang terhadap nilai portfolio investasi (LTV) untuk menilai kemampuan perusahaan guna mendapatkan kas dengan melikuidasi investasi.
Adapun, faktor pendukung peringkat antara lain, rasio LTV perusahaan naik ke sekitar 25% disebabkan meningkatnya utang dan menurunnya nilai investasi. Indeks harga saham gabungan dimana sekitar 90% dari investasi terdaftar, telah turun sekitar 12% dalam 12 bulan terakhir.
Selain itu, peringkat mencerminkan bahwa perusahaan tidak memiliki tingkat target LTV yang jelas, selain untuk beroperasi dalam level covenant atas utang bank di 50%.
Pendapatan dividen kemungkinan tidak cukup untuk membayar bunga dan biaya perusahaan induk, sehingga Saratoga akan perlu mengumpulkan dana baik melalui utang baru atau hasil dari penjualan investasi.
“Dalam rating case, kami berasumsi bahwa tidak ada kenaikan nilai atau penyusutan investasi dan karena itu LTV akan meningkat,”ungkapnya.
Di sisi lain, perseroan memiliki kas US$82 juta, lebih dari cukup untuk memenuhi utang yang jauh tempo pada tahun 2016 sebesar US$31 juta, kecuali perusahaan melakukan investasi lebih lanjut. Saratoga dapat menjual beberapa investasi, yang dapat meningkatkan likuiditas.