Bisnis.com, JAKARTA— Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (7/12/2015) rupiah stagnan di Rp13.834/US$.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,2% atau 27 poin ke level Rp13.861 di pasar spot.
Rupiah melemah 11 poin atau 0,08% ke Rp13.845/US$.
“Hari ini rate (posisi) hampir sama dengan dua hari terakhir (Kamis lalu). Pasar masih lihat suku bunga Fed. Data tenaga kerja AS lebih bagus, mendorong ekpektasi pasar makin tinggi kenaikan (Fed Rate, sehingga) jaga rupiah di atas 13.800. Pasar memang ingin wait and see saja (yang menjadi penyebab rupiah bergerak di kisaran sempit),” Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra saat dihubungi hari ini, Senin (7/12/2015).
.
Harga jual dan beli dolar di sejumlah bank, Senin (7/12/2015)
Bank | Pk. WIB | Jual (Rp/US$) | Beli (Rp/US$) |
Mandiri | 09.32 | 13.845 | 13.815 |
BNI | 08.06 | 13.930 | 13.730 |
BCA | 11.25 | 13.845 | 13.825 |
Sumber: Masing-masing laman perbankan
Rupiah melemah 5 poin atau 0,04% ke Rp13.839/US$.
Rupiah melemah tipis, sementara itu indeks dolar AS juga menguat tipis.
Rupiah melemah di saat pasar uang menunggu keputusan bank sentral AS terkait kenaikan Fed Rate. Namun rupiah juga mendapat dorongan positif dari pengumuman kebijakan VII yang diumumkan permerintah akhir pekan lalu.
Rupiah bergerak melemah 1 poin atau 0,01% ke Rp13.835 per dolar AS di jeda siang bursa.
Kurs tengah Bank Indonesia melemah 4 poin pada Senin (7/12/2015) di saat mayoritas kurs Asia tertekan di pasar spot.
Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di level Rp13.837 per dolar AS, melemah 4 poin atau 0,03% dibandingkan kurs Jumat.
Rupiah berfluktuatif saat indeks dolar AS menguat tipis siang ini.
Indeks dolar AS menguat 0,1% ke 98,454.
Mata uang Asia Tenggara mayoritas melemah, ringgit Malaysia menguat 0,41% dan rupiah menguat 0,01% atau 1 poin ke Rp13.833/US$.
Lainnya melemah, yaitu dolar Singapura (-0,15%), peso Filipina (-0,17%), baht (-0,12%)
Rupiah melemah 0,13% atau 18 poin ke Rp13.852 per dolar AS di pembukaan perdagangan saham
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (7/12/2015) menunggu respons lanjutan paket kebijakan ekonomi jilid VII.
“Respons rupiah terhadap kebijakan ekonomi diperkirakan positif, akan tetapi kembalinya indeks dolar yang kuat menyusul baiknya data ekonomi AS berpeluang mendorong depresiasi rupiah hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (7/12/2015).
Dikemukakan rupiah secara umum masih bertahan di level tinggi, walaupun terlihat stabil hingga Jumat sore setelah pertemuan bank sentral Eropa (ECB) yang tidak meningkatkan jumlah stimulusnya.
Rangga mengatakan paket kebijakan ekonomi VII yang diluncurkan Jumat sore mulai menyasar sisi permintaan, walaupun dengan berbagai syarat, dampak ke perekonomian diperkirakan lebih signifikan dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Dikemukakan indeks dolar AS yang sempat terpuruk setelah ECB tidak menambah jumlah stimulusnya, mulai bangkit pada Jumat malam, setelah data pertambahan tenaga kerja non-pertanian naik melebihi ekspektasi sehingga mempertegas rencana kenaikan Fed rate pada tengah Desember 2015.
Sementara itu harga minyak mentah kembali terpuruk, setelah pertemuan OPEC gagal menyepakati batas maksimal produksi harian menyusul keinginan Iran untuk menggenjot produksi selepas dibatalkannya sanksi ekonomi.
“Angka cadangan devisa Tiongkok ditunggu hari ini dan tekanan penguatan indeks dolar index diperkirakan hadir di Asia,” kata Rangga.
Rupiah masih berfluktuasi pagi ini, setelah dibuka stagnan. Rupiah melememah 10 poin atau 0,07% ke Rp13.844/US$, dan bergerak di kisaran 13.823-13.834
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (7/12/2015) rupiah stagnan di Rp13.834/US$.
Pemerintah kembali mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap ketujuh yang fokus utuk memberikan kemudahan terhadap pelaku usaha padat karya, dan pedagang kaki lima.
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan ada empat kebijakan yang masuk ke dalam paket kebijakan ekonomi tahap ketujuh. Tiga dari kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah, sedangkan satu kebijakan lainnya dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Tiga kebijakan akan dikeluarkan pemerintah, dan satu kebijakan dari BKPM yang sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan oleh Kepala BKPM,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (4/11/2015).
Darmin menuturkan kebijakan pertama dari paket kebijakan ekonomi tahap ketujuh adalah keringanan pajak penghasilan pasal 21 (PPh 21) untuk perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari 5.000 orang.
Kebijakan kedua adalah revisi terhadap Peraturan Pemerintah No. 18/2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu.
Adapun kebijakan ketiga adalah kemudahan untuk mendapatkan sertifikat tanah bagi pedagang kaki lima di sejumlah daerah.
Terakhir, BKPM menambah jumlah perizinan yang dapat diperoleh investor dalam tiga jam, dari yang sebelumnya tiga menjadi delapan jenis perizinan.
Menurutnya, paket kebijakan ekonomi tahap ketujuh diharapkan mampu menggenjot realisasi investasi dan meningkatkan daya saing usaha padat karya.
NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs tengan Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (7/12/2015) bergerak di kisaran Rp13.830-Rp13.845.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan laju kurs tengah rupiah kembali menguat, di tengah melemahnya laju euro dan poundsterling terhadap laju dolar AS.
“Kombinasi antara imbas pernyataan Yellen (Gubernur Fed) yang mengindikaskan lampu hijau untuk kenaikan Fed Rate, dan pernyataan Draghi terkait perpanjangan waktu pemberian stimulus sebesar 60 miliar euro, tidak langsung membuat laju (kurs tengah) rupiah tertekan,” kata Reza dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (7/12/2015).
Akibatnya, tambah dia, laju kurs tengah rupiah mampu berbalik dari tren pelemahannya.
Laju rupiah mampu mengesampingkan adanya anggapan pelemahan dimana di akhir pekan, laju IHSG cenderung berada di zona hijaunya.
“Jika tren ini dapat berlanjut maka besar kemungkian laju (kurs tengah) rupiah dapat kembali melanjutkan penguatannya. Tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai jika pelemahan mulai kembali muncul,” kata Reza.
Indeks dolar Amerika Serikat pada pada perdagangan pagi ini, Senin (7/12/2015) melemah.
Indeks dolar AS yang menjadi acuan kekuatan terhadap 10 mata uang utama dalam lima hari perdagangan terakhir meninggalkan level puncaknya di angka 100, yaitu sejak 1 Desember 2015.
Pada pk. 06.19 WIB, indeks dolar AS melemah 0,08% ke 98,271.
Pada akhir pekan, indeks dolar AS mampu menguat setelah komentar Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memberi sinyal suku bunga akan naik tahun ini. Pernyataan tersebut disokong data payrolls AS yang naik di atas perkiraan.
"Dolar diperdagangkan lebih kuat, merupakan reaksi data payrolls (yang bisa menguatkan niat Fed) menaikkan suku bunga pada Desember," kata Eimear Daly, Ahli Strategi Mata Uang Standard Chartered Plc seperti dikuti Bloomberg, Senin (7/12/2015).
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (4/12/2015) rupiah ditutup menguat 11 poin atau 0,08% ke Rp13.834 per dolar AS